Harga minyak mentah dunia yang stabil menjadi salah satu faktor yang mendorongan aset berdenominasi rupiah untuk menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini (25/2),"

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis sore bergerak menguat sebesar 22 poin menjadi Rp13.389 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.411 per dolar AS.

"Harga minyak mentah dunia yang stabil menjadi salah satu faktor yang mendorongan aset berdenominasi rupiah untuk menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini (25/2)," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta.

Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Kamis (25/2) sore ini, berada di level 31,52 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 33,65 dolar AS per barel.

Ia menambahkan bahwa indeks pembelian manajer (Purchasing Managers Index) untuk sektor jasa di Amerika Serikat yang menunjukkan kemunduran dengan mencatatkan angka di bawah 50 juga membebani laju dolar AS.

Ia mengharapkan bahwa sentimen dari dalam negeri mengenai data inflasi Februari 2016 yang sedianya akan diumumkan pada awal Maret 2016 nanti diharapkan sesuai dengan harapan pasar. Data inflasi Februari 2016 akan menjadi perhatian pelaku pasar. Bank Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 4,3-4,4 persen secara tahunan.

Analis LBP Enterprises, Lucky Bayu Purnomo menambahkan bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang diperkirakan masih menahan suku bunganya di level rendah yakni 0,25-0,5 persen menjadi salah satu faktor yang membuat laju dolar AS cenderung terkoreksi.

"The Fed yang belum berencana untuk mengubah suku bunga acuannya dalam waktu dekat membuat mata uang di negara-negara berkembang, termasuk rupiah masih cenderung terapresiasi," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (25/2) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.416 dibandingkan Rabu (24/2) Rp13.446.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016