Siem Reap, Kamboja (ANTARA News) - Para menteri luar negeri ASEAN menegaskan kembali niatnya untuk membentuk mekanisme regional guna menangani berbagai masalah hak asasi manusia (HAM). Mereka membahas masalah itu seusai jamuan makan tidak resmi Kamis malam menjelang pertemuan Jumat di Siem Reap, kota di bagian utara Kamboja yang dikenal sebagai komplek Candi Angkor Wat. Masalah itu diangkat dalam pertemuan hari Jumat karena merupakan bagian komponen utama Piagam ASEAN yang sekarang sedang dirancang oleh para pejabat, kata Menlu Thailand, Nitya Pibulsonggram, seperti dilaporkan Kyodo. Piagam itu akan menjadi landasan kuat bagi masyarakat Asia Tenggara karena memberikan "kerangka institusional serta memberikan personalitas legal" kepada kelompok regional yang beranggotakan 10 negara itu. "Secara prinsip, kami semua telah sepakat bahwa pembentukan mekanisme hak asasi regional akan tercermin dalam piagam itu," kata Nitya. Ia menambahkan ia sependapat dengan salah satu rekannya di ASEAN yang menyatakan bahwa kegagalan menangani masalah hak asasi akan mempengaruhi kredibilitas ASEAN. Myanmar, salah satu anggota ASEAN, telah banyak mendapat kecaman terutama dari negara-negara Barat karena buruknya situasi hak asasi manusia di negara itu. Dalam berbagai deklarasi politiknya, ASEAN telah berjanji membentuk mekanisme penanganan hak asasi, namun rencana itu hingga kini belum terwujud. Para Menlu ASEAN juga terlibat dalam diskusi panjang tentang aturan pembuatan keputusan kelompok regional itu, tetapi tidak menghasilkan suatu keputusan. "Konsensus atau kebulatan suara tetap menjadi aturan fundamental kita dalam membuat keputusan soal masalah-masalah bersama. Kita tidak akan meninggalkan prinsip itu karena kita tidak akan pernah melepas prinsip untuk tidak saling mencampuri urusan dalam negeri," kata Nitya. Nitya mengatakan para menteri juga membahas sanksi bagi anggota yang melanggar piagam itu, sambil menambahkan sanksi itu mencakup penundaan atau bahkan pengusiran. Para menteri akan melanjutkan pembahasan tentang piagam itu hari Jumat, kata Nitya. (*)
Copyright © ANTARA 2007