Jakarta (ANTARA News) - Teater Koma yang didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya kembali mengangkat Semar Gugat ke panggung pertunjukan di Gedung Kesenian Jakarta mulai tanggal 3-10 Maret 2016 sebagai produksi Teater Koma ke-143.
Penulis naskah dan juga sang sutradara, Nano Riantiarno mengaku merasa perlu mengangkat kembali Semar Gugat karena banyak kondisi di Indonesia yang tidak berubah,.
"Kondisi tidak berubah, korupsi dan monopoli masih tetap terjadi. Yang paling aneh keadaan politik tidak berubah. Yang salah siapa, rakyat atau pemerintah? Saya melihat ini penting untuk diberitahu, semoga mereka lihat banyak hal di luar pembangunan. Tidak ada perubahan selama 20 tahun," kata Nano, ditemui di Sanggar Tetaer Koma, di Bintaro, Rabu.
Ia menambahkan lakon Semar Gugat menjadi sarana untuk menyampaikan kritik sosial yang kerap terjadi di masyarakat dengan kemasan yang kreatif sehingga menampilkan pertunjukan yang menarik dan menghibur penonton.
"Kami harap pertunjukan ini akan menghibur dan penonton yang hadir memahami pesna moral yang kami sampaikan dalam lakon ini," tutur Nano.
Semar Gugat yang pernah dipentaskan di tahun 1995 itu membuat Nano mendapat penghargaan South East Asia Writers tahun 1998 di Thailand yang diserahkan oleh putra mahkota Thailand, Pangeran Maha Vajiralongkorn.
"Teater Koma sebagai salah satu teater yang konsisten untuk memproduksi karya seni pertunjukan yang apik dan tak lekang dimakan zaman. Seperti lakon Semar Gugat yang sudah dipentaskan 20 tahun lalu kini dikemas dengan tampilan baru namun tetap memberikan sentuhan khas Teater Koma," kata Direktur Program Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian, di Jakarta, Rabu.
Lakon Semar Gugat akan diramaikan oleh Budi Ros sebagai Semar, didukung oleh Dorias Pribadi, Rita Matu Mona, Emanuel Handojo, Asmin Timbil, Raheli Dharmawan, Alex Fatahillah, serta Daisy Lantang. Tidak ketinggalan pula Cornelia Agatha, Tuti Hartati Dwi, Dana Hassan, Bayu Dharmawan Saleh, Andhini Puteri Lestari, Ina Kaka, Angga Yasti, Julung Ramadhan, Bangkit Sanjaya serta Rangga Riantiarno.
"Teater Koma menjadi tempat saya untuk belajar seni peran. Di sini saya mendapat banyak ilmu yang dapat saya terapkan ketika saya berakting di atas panggung maupun layar televisi dan saya menikmati setiap proses kreatif dalam produksi teater," kata Cornelia Agatha yang berperan sebagai Permoni.
Lakon Semar Gugat bercerita tentang Kerajaan Amarta yang sedang geger karena Srikandi meminta mas kawin yang tak wajar kepada sang calon suami, Arjuna. Saat pesta pernikahan nanti, Arjuna harus memotong kuncung semar untuk dihadiahkan kepada Srikandi. Hal tersebut tentu saja merupakan penghinaan besar bagi Semar dan keluarganya karena kuncung merupakan lambang kebijaksanaan. Padahal, hal tersebut merupakan ulah Betari Permoni yang merasuk ke dalam tubuh Srikandi untuk bisa bermesraan dengan Arjuna.
Akhirnya Semar pergi ke Khayangan meminta dikembalikan jadi wujudnya yang rupawan. Kemudian menjadi raja Simpang Buwana Nuranitis Asri dengan gelar Prabu Sanggadonya Lukanurani. Tak lama dia memutuskan untuk menantang Arjuna dan Srikandi adu sakti. Mampukah Semar menghadapi kesaktian Arjuna, Srikandi serta Betari Permoni?
Pewarta: Monalisa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016