Padang (ANTARA News) - PT Semen Padang menargetkan membina 500 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) baru pada 2016 melalui program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR dalam bentuk kemitraan.
"Program ini wujud kepedulian Semen Padang untuk turut mengembangkan perekonomian masyarakat," kata Kepala Biro CSR PT Semen Padang Dasril di Padang, Rabu.
Menurutnya pada 2015 pihaknya mampu menjaring 325 UMKM untuk dibina melalui program kemitraan dengan memberikan bantuan dana bergulir.
Untuk 2016 selain dana bergulir juga diberikan pembekalan usaha, monitoring, pendampingan, dan pembinaan agar UMKM menjadi tangguh dan mandiri, ujarnya.
Ia mengatakan dengan tingginya jumlah UMKM di Sumbar, bantuan kemitraan dari PT Semen Padang diharapkan dapat menggerakkan perekonomian dan membuka lapangan pekerjaan serta mengurangi angka pengangguran.
Dasril menyebutkan hingga akhir 2015 lalu sebanyak 6.000 lebih UMKM telah dibina CSR Semen Padang dengan total dana yang telah disalurkan Rp103 miliar.
Hingga awal 2016, jumlah UMKM binaan Semen Padang yang aktif tercatat sebanyak 1.800 UMKM, sebut dia.
Sementara, Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi CSR PT Semen Padang Syafrianto Rusli mengatakan untuk menjaring calon mitra binaan dan pemerataan penyaluran dana pinjaman pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas berwenang.
"Tahun ini, CSR Semen Padang akan menyalurkan program kemitraan dalam empat tahap yaitu Maret, Juni, September dan Desember. Sebelum proses penyaluran dilakukan kami berikan sosialisasi terlebih dahulu," ujar dia.
Ia menyebutkan penyaluran dana pinjaman program kemitraan 2016 direncanakan sebesar Rp10 miliar. Penyaluran tahap I rencananya dilakukan pada Maret 2016 sebesar Rp2,5 miliar kepada 125 hingga 150 mitra binaan.
"Agar penyaluran bantuan tersebut tepat sasaran dan efektif, CSR Semen Padang juga akan terus melakukan monitoring kepada mitra binaan minimal dua kali setahun," tambahnya.
Sementara, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan 80 persen usaha di Sumbar berskala mikro yang merupakan kekuatan ekonomi daerah ini.
Namun selama ini kesulitan mengakses modal ke perbankan karena skala usaha masih terbatas dan kendala jaminan, akibatnya ada yang malah menggunakan dana dari rentenir dengan bunga cukup besar, kata dia.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016