Beberapa kasus melibatkan perempuan hamil, kata CDC --yang pada awal Februari mengeluarkan saran sementara bagi perlindungan rakyat terhadap penularan Virus Zika melalui hubungan seks.
Dalam dua kasus dugaan penularan Virus Zika melalui hubungan seks, virus tersebut dikonfirmasi menulari perempuan melalui kontak seksual dengan pasangan pria yang sakit dan belum lama ini mengunjungi satu daerah penularan lokal Virus Zika, kata CDC.
Untuk empat kasus dugaan peristiwa penularan melalui hubungan seks lainnya, sudah dikeluarkan bukti awal laboratorium, namun pemeriksaan penegasan masih dilakukan, kata CDC seperti dikutip dari Xinhua, Rabu. Sementara itu Delapan kasus lain masih diselidiki.
"Dalam semua peristiwa yang informasinya tersedia, orang yang melakukan perjalanan adalah lelaki dan melaporkan kemunculan gejala dalam waktu dua pekan sebelum gejala muncul pada pasangan perempuan yang tidak melakukan perjalanan," kata CDC dalam satu pernyataan.
"Seperti kasus yang dilaporkan sebelumnya mengenai penularan lewat hubungan seks, kasus ini melibatkan kemungkinan penularan virus tersebut dari pria ke pasangan seks mereka."
Pada 5 Februari, CDC mengeluarkan panduan mengenai pencegahan penularan Virus Zika melalui hubungan seks, setelah laboratorium menyebutkan ada orang yang terkena virus ini padahal tidak melakukan perjalanan. Pasien tersebut memiliki hubungan dengan kontak seksual dengan seorang pasangan yang tertular.
Panduan itu menyarankan lelaki yang memiliki pasangan seks yang hamil dan telah menetap di atau mengunjungi daerah tempat Virus Zika menyebar agar menggunakan kondom setiap kali ia melakukan hubungan seks atau tidak melakukan hubungan seks selama pasangannya hamil.
Walaupun Virus Zika mungkin menular melalui hubungan seks, gigitan nyamuk tetap menjadi cara utama penularan Virus Zika, kata CDC.
Karena saat ini tak ada vaksin atau obat untuk Virus Zika, cara terbaik untuk menghindari penularan Virus Zika ialah mencegah gigitan nyamuk, katanya.
(C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016