Akan kita programkan di APBD Rohil 2017"
Rokan Hilir (ANTARA News) - Festival lampion dalam rangka perayaan malam Cap Go Meh atau malam penutupan perayaan tahun baru Imlek 2567 di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau berlangsung meriah dan disaksikan oleh ribuan masyarakat setempat.
Acara dipusatkan di Kelenteng In Hok King ini bukan hanya sebagai festival budaya tahunan bagi etnis Tionghoa, namun ribuan masyarakat Bagansiapiapi turun menyaksikan kemeriahan malam Cap Go Meh, sehingga membuat sejumlah ruas jalan menjadi macet.
Bukan hanya warga Bagansiapiapi, namun warga Tionghoa dari luar daerah pun tertarik untuk menyaksikan acara tahunan itu mengingat perayaan Cap Go Meh tahun ini lebih meriah dibanding tahun sebelumnya.
Festival lampion yang digelar setiap tahunnya ini juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, bahkan nantinya akan dijadikan sebagai iven pariwisata di Kabupaten Rokan Hilir.
"Saya pikir dari tahun ketahun acaranya semakin meriah. Tahun ini saja banyak setiap kelenteng mengikuti festival lampion, ini sangat luar biasa sekali," kata Bupati Rokan Hilir Suyatno saat menghadiri sekaligus membuka festival lampion di Bagansiapiapi, Senin malam.
Bupati berharap agar kedepan kegiatan ini lebih dimeriahkan, sehingga masyarakat Tionghoa yang berasal dari luar negeri bisa tertarik untuk datang ke Rokan Hilir.
"Saya minta tahun depan festival lampion ditingkatkan lagi, karena ini merupakan salah satu aset budaya kita," ujar Bupati.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, pemerintah daerah akan membicarakan hal ini bersama DPRD agar pada tahun 2017 bisa dianggarkan untuk pembuatan lampion.
"Akan kita programkan di APBD Rohil 2017," sebutnya.
Festival lampion dalam rangka memeriahkan malam Cap Go Meh ini diikuti semua kelenteng yang ada di Bagansiapiapi, miniatur yang diperlombakan juga menggambarkan seekor monyet sesuai dengan Tahun Monyet Api bagi masyarakat Tionghoa.
"Tahun Monyet Api menurut kepercayaan kami akan membawa berkah bagi masyarakat Tionghoa, baik usaha yang ada didarat maupun dilaut," kata salah seorang masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi Sudarman.
Pewarta: Netty Mindrayani/Dedi Dahmudi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016