Jakarta (ANTARA News) - Potensi usaha pembiayaan di dalam negeri cukup besar melihat jumlah penduduk yang mencapai 220 juta jiwa, namun rasio penyerapannya relatif masih kecil, karena lemahnya daya beli masyarakat. "Namun target ekonomi nasional sebesar 6,3 persen yang didukung oleh sektor riil, maka pendapatan masyarakat diharapkan akan meningkat," kata President Director PT Astra Credit Company, (ACC) Benny Tjoeng kepada pers saat melakukan kerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat menyambut HUT ACC ke 25 di Jakarta, Kamis. Menurut dia, besarnya pasar pembiayaan di dalam negeri juga terlihat dengan munculnya perusahaan pembiayaan yang mencapai 110 perusahaan, namun ACC optimis bisa merebut pasar yang ditargetkan tumbuh sebesar 33 persen. ACC 2007 akan menyalurkan dana pembiayaan sebesar Rp8,5 triliun naik dibanding tahun lalu Rp6,5 triliun, dimana industri mobil pada tahun ini tumbuh sebesar 13 persen dbanding tahun lalu sebanyak 360.000 unit kendaraan, katanya. Pangsa pasar ACC, ia lebih lanjut mengatakan setiap tahun terus tumbuh, berkat kerjasama dengan 2.500 delaer otomotif dari 6.000 tempat pembayaran di seluruh Indonesia yang saat ini memiliki 600.000 orang pelanggan. ACC sejak berdiri 15 Juli 1982 telah membiayai hampir 1 juta unit kendaraan baru dan bekas, katanya. Benny Tjoeng mengatakan, ACC akan membuka empat kantor cabang khusus untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada tahun ini untuk memberikan pelayanan yang lebih terhadap kebutuhan UKM. Sektor UKM sangat potensial untuk digarap lebih jauh, karena permintaan akan kebutuhan kendaraan cukup besar dari sektor tersebut, katanya. ACC, menurut dia, sekitar 62 sampai 63 persen telah membiayai produk kendaraan baru, 37 persen kendaraan lama, dimana sekitar 45 persen berasal dari produk Astra dan 17 persen non Astra dan 10 alat-alat berat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007