London (ANTARA News) - Masih mampukah Arsenal tampil efektif dan efisien dengan mengandalkan penguasaan bola ketika menghadapi Barcelona dalam laga Liga Champions yang digelar di Emirates Stadium pada Selasa waktu setempat (23/2)?

Baik Arsenal maupun Barcelona mengandalkan penguasaan bola. The Gunners menempuh skema penguasaan bola rata-rata mencapai 54 persen per pertandingan di ajang Liga Inggris (Premier League) pada musim ini, sementara persentase di Liga Champions mencapai 49 persen, sebagaimana dikutip dari laman playingfor90.

Sementara skuat asal Catalan mencapai rata-rata 60 persen dalam penguasaan bola selama berlaga di Liga Spanyol dan 52 persen di ajang Liga Champions. Selain itu, efektivitas serangan balik Arsenal amat diuji dalam laga ini.

Kedua, lini pertahanan Barcelona acak-acakan. Lini pertahanan bukanlah lini andalan tim elite asal Spanyol itu. Sejak mereka mengandalkan penguasaan bola, mereka jarang kehilangan bola. Hanya saja, ketika mereka kehilangan bola, maka lini pertahanan kurang padu.

Sejak Carlos Puyol pensiun dari skuat Catalan, mereka berjuang keras menanggulangi ancaman tendangan bebas lawan. Gerard Pique tampil fantastis di musim lalu dan tampil gemilang tahun ini, hanya saja belum ada pemain sekaliber Puyol.

Mascherano tangguh dalam pengawalan dan mampu melancarkan aksi tekel memadai. Hanya saja kekompakan dan kekokoha pertahanan Barcelona kerapkali menjadi bulan-bulanan lawan.

Ketiga, Alexis Sanchez tahu betul Barcelona. Setelah tiga tahun bersama dengan skuat Catalans, Sanchez hengkang ke Inggris. Di Arsenal, talentanya berkembang pesat utamanya dalam menggelontorkan alur serangan.

Pemain asal Cile ini telah mencetak sebanyak 22 gol dalam dua tahun bersama dengan klub. Ia punya kecepatan dan daya jelajah tinggi. Ia menjadi pemain tangguh di lini pertahanan selama berlaga di Liga Inggris.

Keempat, pertarungan di lini gelandang. Siapa yang mampu menguasai lini gelandang? Pertandingan ini bakal memanggungkan penguasaan bola di lini tengah. Trio gelandang Barcelona, Ivan Rakitic, Sergio Busquets, dan Andres Iniesta mampu tampil gemilang bagi skuat Catalan tahun ini.

Iniesta dan Rakitic merupakan pemain yang mumpuni untuk duel "box to box". Sementara Busquets lebih banyak berperan sebagai pemain bertahan. Catalan punya pemain muda bertalenta dalam diri Sergo Roberto dan Arda Turan.

Sementara Arsenal hanya mengandalkan dua gelandang bertahan dan satu orang gelandang menyerang dalam diri Mesut Oezil. Ada juga Aaron Ramsey dan pemain muda Francis Coquelin. Mathieu Flamini kerapkali diandalkan oleh Arsene Wenger.

Kelima, mampukan Arsenal menahan laju trio Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar (MSN)? Hampir belum ada tim yang mampu membendung trio Barcelona ini. Ketiga pemain ini demikian menyeramkan dalam memainkan gaya sepak bola menyerang. Pergerakan mereka demikian mengancam kubu pertahanan lawan.

Arsenal harus mampu "menjinakkan" trio MSN, meski tugas ini jauh dari ringan. Silakan tanya kepada Manchester City yang dihajar habis-habisan oleh dua gol Suarez dan Messi di leg kedua Liga Champions.

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016