Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin pagi bergerak menguat sebesar 65 poin menjadi Rp13.443 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.508 per dolar Amerika Serikat.

Ahli ekonomi Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, di Jakarta, Senin, mengatakan, sentimen positif mengenai pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) menjadi salah satu faktor yang menopang laju mata uang rupiah terhadap dolar AS.

"Nilai tukar rupiah berpeluang tetap stabil dengan kecenderungan menguat terbatas di tengah masih positifnya sentimen perekonomian domestik," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, penguatan nilai tukar rupiah masih cukup rentang terkoreksi, secara umum mata uang dolar Amerika Serikat masih akan mendapatkan momentum penguatan di kawasan Asia seiring dengan pelemahan harga minyak mentah serta inflasi Amerika Serikat.

"Inflasi Januari Amerika Serikat diumumkan naik secara tahunan, naik ke level 1,4 persen dari 0,7 persen," katanya.

Menurut dia, walaupun inflasi Amerika Serikat itu tidak serta merta meningkatkan peluang kenaikan suku bunga acuan AS dalam waktu dekat, namun kenaikan inflasi tetap mempengaruhi investor apalagi jika perekonomian global dan harga minyak pulih.

"Perekonomian global dan harga minyak yang pulih akan mendorong kenaikan suku bunga acuan AS tidak akan terhindarkan," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, menambahkan, nilai tukar rupiah masih bertahan di area positif terhadap dolar Amerika Serikat.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016