Jakarta (ANTARA News) - PT Jasa Marga Persero sampai saat ini masih belum mendapatkan persetujuan melakukan pencatatan saham perdana di bursa (Initial Public Offering/IPO)) dari DPR RI, padahal rencananya IPO tersebut harus diselenggarakan pada Semester I tahun 2007. "Masih menunggu dulu persetujuan DPR RI, nanti kalau sudah diperoleh baru rencana listing akan diteruskan," kata Direktur Utama PT Jasa Marga, Frans S. Sunito, kepada wartawan, usai Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi II DPR-RI mengenai RUU Pelayanan Publik. Ia mengatakan, pencatatan saham perdana (IPO) ditargetkan dapat dilakukan pada pada semester I 2007. Dia menjelaskan, dengan IPO nanti diharapkan dapat memperoleh dana Rp2 sampai Rp3 triliun. Di mana besaran saham yang dilepas kemungkinan tidak akan lebih dari 30 persen. Saham tersebut, menurut dia, nantinya akan ditawarkan ke publik, sehingga siapa saja dapat untuk membelinya. Frans juga menyatakan secara tegas bahwa PT Jasa Marga tidak akan menjual kepemilikan pemerintah melalui mekanisme strategic investor, sehingga adanya IP dapat digunakan untuk menambah modal, serta membiayai proyek-proyek yang akan dilaksanakan. Terkait dengan kerugian akibat ditutupnya Jalan Tol Porong-Gempol akibat luapan lumpur panas dari proyek PT Lapindo Brantas Inc, Frans mengatakan, posisi kerugian terakhir sampai dengan bulan Desember 2006 sudah mencapai Rp12 miliar, akibat tidak beroperasinya jalan tol Surabaya-Gempol, khususnya pada ruas Gempol-Porong. "Posisi terakhir sampai dengan Desember 2006 kerugian yang kita alami mencapai Rp12 miliar," ujarnya. Dia menjelaskan, kerugian tersebut akan terus bertambah mengingat kerugian per hari bisa Rp60 juta itu hanya dari tidak beroperasinya, bukan akibat kerusakan fisik. Menyangkut tuntuntan ganti rugi atau klaim terhadap kerusakan jalan tol tersebut, Jasa Marga mengharapkan, Pemerintah yang melakukannya. Selain itu, dia menjelaskan, tuntutan terhadap pihak PT Lapindo Brantas Inc. saat sekarang tidak ada kemajuan, sekalipun pembicaraan antar-pengacara masih terus berlangsung. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007