Perilaku kesehatan warga Sumbar berada pada garis merah dan saya sadari hal ini terjadi karena terlalu banyak makanan enak,"
Padang (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek menyatakan perilaku kesehatan warga Sumatera Barat (Sumbar) masih buruk dan perlu kesadaran tiap individu untuk segera merubahnya.
"Perilaku kesehatan warga Sumbar berada pada garis merah dan saya sadari hal ini terjadi karena terlalu banyak makanan enak," kata dia saat menyampaikan kata sambutan dalam pembukaan pertemuan koordinasi kesehatan Sumbar di Hotel Mercure, Kota Padang, Minggu malam.
Ia menyampaikan beraneka ragamnya jenis makanan termasuk makanan khas dan tradisional yang hanya ada di Sumbar memang menjadi faktor utama sulitnya masyarakat menjaga kesehatannya.
Belum ada pertimbangan terkait kesehatan bagi masyarakat dalam mengonsumsi makanan," katanya.
Dalam hal ini perlu kesadaran tiap individu dan kerja sama banyak pihak terutama dengan kembali mempromosikan dan menyukseskan gerakan hidup sehat.
Selain itu, terkait kualitas kesehatan di Sumbar, ia menyampaikan bahwa hal itu juga dipengaruhi oleh tingkat kemiskinan yang berada di bawah rata-rata garis kemiskinan nasional.
Menurutnya, tingkat kemiskinan ini lebih dipengaruhi kondisi di Kepulauan Mentawai karena untuk kondisi daerah Sumbar lainnya sudah mulai baik dan di atas garis.
"Contohnya saja saat seorang ibu akan melahirkan, masih membutuhkan perjuangan yang sangat sulit hingga dapat melakukan proses persalinan," ujarnya.
Secara umum, baginya kesehatan amat penting dan pengetahuan terkait kesehatan yang maksimal harus dimiliki setiap orang dan diprioritaskan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar Rosnini Savitri mengatakan dibutuhkan koordinasi mulai dari puskesmas se-Sumbar, Dinkes di 19 kabupaten/kota, Dinkes Sumbar dan berbagai pihak terkait lainnya untuk menginformasikan keadaan kesehatan di wilayah masing-masing.
"Melalui koordinasi di setiap tingkat, tentu akan dapat diupayakan kegiatan-kegiatan yang menunjang kesehatan dengan cepat dan maksimal untuk masyarakat," ujarnya.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016