Samarinda (ANTARA News) - Sebanyak tiga orangutan Kalimantan (pongo pygmeaus morio) mati akibat kebakaran lahan di sekitar areal hutan lindung Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Kepala Balai Taman Nasional Kutai (TNK) Erly Sukrismanto saat dihubungi dari Samarinda, Minggu sore membenarkan, matinya tiga orangutan akibat kebakaran lahan di dekat kawasan PT Pupuk Kaltim atau sekitar areal hutan lindung Bontang.
"Kebakaran lahan itu berlangsung kemarin (Sabtu, 20/2) dan kami baru tahu jika ada tiga orangutan ikut terbakar setelah ada warga yang mengunggahnya di media sosial, Minggu pagi. Kemudian, pada Minggu siang kami mengecek lokasi kebakaran tersebut dan memang menemukan tiga orangutan yang tewas terbakar," ujarnya.
Ketiga orangutan yang terbakar tersebut, lanjutnya, terdiri atas satu dewasa, satu usia muda, serta satu bayi.
Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), menurut Erly, tim gabungan dari Balai TNK, Polres Bontang serta sejumlah instansi terkait selanjutnya melakukan penguburan terhadap ketiga orangutan tersebut
"Kondisi ketiga orangutan tewas terbakar tersebut sudah mulai membusuk sehingga setelah dilakukan olah TKP kami segera melakukan penguburan untuk menghindari penyebaran penyakit," katanya.
Balai TNK, tambahnya, telah berkoordinasi dengan Polres Bontang untuk menyelidiki motif kebakaran lahan serta status lokasi apakah berada di dalam kawasan hutan lindung Bontang atau di luar, yang menyebabkan tiga orangutan ikut terbakar.
Ia juga mengaku telah melaporkan matinya tiga orangutan tersebut ke Kepala BKSDA Kaltim dan Direktur Konservasi Keanegaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
"Karena areal yang terbakar itu di luar kawasan Taman Nasional Kutai sehingga kami melaporkan hal itu ke pihak BKSDA. Jadi kami (Balai TNK) sifatnya hanya membantu selanjutnya nanti yang lebih intensif pihak BKSDA," katanya.
"Pihak Reskrim Polres Bontang secara sistematis mulai melakukan penyelidikan terkait kebakaran lahan yang menyebabkan tiga orangutan terbakar dan telah meminta keterangan sejumlah warga, termasuk warga yang mengklaim sebagai pemilik lahan yang terbakar tersebut," ujarnya.
Ia menduga, kebakaran lahan yang menyebabkan tiga individu orangutan tewas terbakar tersebut ada unsur kesengajaan.
"Petugas kami sempat menemukan karet ban yang biasanya digunakan untuk membakar lahan. Jadi, memang ada indikasi kuat kebakaran lahan tersebut ada unsur kesengajaan, tinggal menelusuri motif pembakaran tersebut. Warga yang mengklaim sebagai pemilik lahan yang terbakar itu mengaku tidak membakar atau menyuruh orang membakar lahan itu dan inilah yang masih ditelusuri pihak kepolisian," paparnya.
Semestinya, lanjutnya, warga yang akan membakar lahannya, terlebih dahulu melapor ke Dinas Kehutanan atau instasi terkait lainnya termasuk ke unit-unit Balai TNK sebab masih banyak satwa langka dan dilindungi terdapat kawasan di sekitar lahan TNK maupun Hutan Lindung Bontang.
"Walaupun lahan itu milik warga tetapi seharusnya jika ingin melakukan pembakaran terlebih dahulu melapor ke instansi terkait sebab baik di luar kawasan TNK maupun di sekitar Hutan Lindung Bontang masih sering terlihat ada satwa langka dan dilindungi seperti bekantan dan orangutan, sehingga bisa dilakukan evakuasi," katanya.
"Jadi, kami sangat menyayangkan peristiwa pembakaran lahan yang menyebabkan tiga orangutan terbakar," tegas Erly Sukrismanto.
Pewarta: Amirullah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016