Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan almarhum tokoh Muhammadiyah sekaligus salah satu pendiri ICMI Ahmad Watik Pratiknya sebagai seorang aktivis, administrator, dan konseptor.

"Mungkin dipengaruhi latar belakang almarhum yang aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII) sewaktu remaja dan latar akademiknya sebagai dokter ahli bedah," kata Din saat dihubungi Antara dari Jakarta, Jumat.

Din mengatakan pada 1985 Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yang dipimpin Amien Rais mengeluarkan konsep tentang tantangan dan strategi dakwah dan hal itu tidak terlepas dari pikiran almarhum yang saat itu menjabat sebagai sekretaris.

Lebih lanjut, kata Din, pada periode PP Muhammadiyah era Syafii Maarif (2000-2005) diputuskan konsep "Strategi Dakwah Kultural" yang sangat penting dalam menghadapi dinamika masyarakat, juga sangat dipengaruhi oleh pikiran almarhum yang waktu itu menjadi ketua timnya.

Selain itu, Din juga menuturkan saat perkembangan ICMI awal 1990-an, almarhum banyak memberi sumbangan pemikiran karena selain sebagai konseptor, almarhum juga piawai melaksanakan konsepnya dalam mekanisme keorganisasian.

"Muhammadiyah dan umat Islam Indonesia kehilangan seorang tokoh mumpuni. Semoga lahir "Watik-Watik" baru. Semoga segala jasa almarhum menjadi amal jariah yg diganjari Allah SWT," ucap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Sebelumnya, mantan Ketua Presidium ICMI Prof Nanat Fatah Natsir saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat mengatakan mendapatkan informasi Watik Pratiknya meninggal pada Jumat sore.

"Saya mendapat informasi sebelum magrib. Meninggal di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih," katanya.

Nanat belum mengetahui sakit yang dialami sekretaris pribadi mantan Presiden BJ Habibie tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, Ahmad Watik Pratiknya dilahirkan di Banjarnegara pada 8 Februari 1948. Ia merupakan seorang dokter dan ahli anatomi serta seorang penceramah yang handal.

Watik mulai aktif di Muhammadiyah pada 1985 dan tercatat sebagai anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah periode 1985-1990.

Di birokrat, beliau pernah menjadi Sekretaris Wakil Presiden RI (September 1998 sampai November 1999), Sekretaris Presiden BJ Habibie dan Direktur Habibie Centre mulai 1999 sampai sekarang.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016