Aspek ekonomi ini juga merupakan kebijakan luar negeri utama Azerbaijan."

Jakarta (ANTARA News)) - Duta Besar Republik Azerbaijan untuk Indonesia, Tamerlan Garayev, mengharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke masing-masing negara, mengingat keduanya memiliki latar belakang kepercayaan yang sama dengan mayoritas berpenduduk Muslim.

"Kami sedang mengajukan proposal sebagai pertimbangan agar Garuda Indonesia dapat membuka penerbangan langsung ke Baku, Ibukota Azerbaijan, dari Jakarta, Indonesia, atau penerbangan pulang pergi Jakarta - Abu Dhabi - Baku," ujar Garayev di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan, Azerbaijan juga memiliki ciri khas yang sama dengan Indonesia, yaitu banyaknya perbedaan etnis dan agama, namun masih tetap saling menghargai.

Azerbaijan, menurut dia, memiliki latar belakang Islam yang dapat menarik minat wisatawan asal Indonesia, seperti bangunan masjid dan makam kuno sisa-sisa peninggalan sufi.

Selain itu, Garayev juga menawarkan wisata musim dingin yang lebih murah daripada liburan musim dingin di negara Eropa lainnya, bahkan pengurusan Visa bagi wisatawan Indonesia juga mudah dan cepat dilakukan melalui dalam jaringan (daring) Internet.

Peningkatan jumlah wisatawan tersebut sejalan dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia yang ditekankan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk berorientasi kepada sektor ekonomi.

Jumlah wisatawan asal Azerbaijan yang berkunjung ke Bali, Indonesia pada tahun 2014 tercatat baru sebanyak 400 orang, diharapkan jumlah tersebut dapat meningkat.

Pariwisata merupakan komponen penting dari perekonomian Indonesia serta sumber yang signifikan untuk pendapatan devisa.

"Aspek ekonomi ini juga merupakan kebijakan luar negeri utama Azerbaijan," tambah Garayev.

Dalam pertemuan singkat dengan Antara, Dubes Garayev kemudian memperkenalkan "IRS Warisan" majalah tiga bulanan tentang kebudayaan, sejarah dan tradisi warga Azerbaijan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan beredar di Jakarta.

"Yang menarik dari majalah tersebut bahwa penerjemahan ke dalam Bahasa Indonesia tidak dilakukan di Indonesia, melainkan oleh warga Azerbaijan yang ahli berbahasa Indonesia," katanya.

Agar dapat saling memahami kebudayan satu sama lain, ia menyatakan, Azerbaijan juga sudah memperkenalkan Bahasa Indonesia di Azerbaijan University of Language sejak enam tahun lalu.

Lebih lagi, mata kuliah Multikulturalisme Azerbaijan juga sudah diluncurkan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta yang didukung oleh Pusat Multikultural Internasional Baku (Baku International Center of Multiculturalism dengan dosen asal Azerbaijan Dr. Habib Zarbaliyev.

Menurut Garayev, omset total perdagangan kedua negara mendekati 2,5 milyar dolar AS pada 2014 dan target perdagangan 2015 diharapkan dapat melampaui nilai satu milyar dolar AS dengan mempertimbangkan harga minyak dunia dewasa ini.

Indonesia mengakui kemerdekaan Azerbaijan pada tanggal 28 Desember 1991 dan hubungan bilateral kedua republik ini didirikan pada 24 September, 1992. Kedutaan Azerbaijan di Indonesia didirikan pada tahun 2006, sementara kedutaan Indonesia di Azerbaijan dibuka pada tahun 2010.

Perdagangan antara Azerbaijan dan Indonesia sebagian besar terkait dengan sektor energi, mengingat Azerbaijan sebagai pemasok terbesar kedua minyak mentah ke Indonesia setelah Arab Saudi.

Pewarta: Ageng Wibowo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016