Kendari (ANTARA News) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Zulkifli Hasan menyatakan menolak keras jika Indonesia dikategorikan sebagai bangsa yang radikal.

"Secara faktual Indonesia adalah bangsa yang toleran dan ber-Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya kepada wartawan seusai melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung Kampus II Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), di Kecamatan Konda, sekitar 40 kilometer dari Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis.

"Bahwa di sana-sini ada kejadian kekerasan seperti teror, sikap pemerintah sangat tegas dengan menindak pelakunya sesuai peraturan yang ada. Ada teror ya kita tangkap, jadi jangan sampai kita dikategorikan negara yang radikal, intoleran serta tempatnya teroris," ujarnya lagi.

Menurut Zulkifli yang juga Ketua Umum DPP PAN ini, dalam negara Indonesia bahwa hak dan kewajikan setiap warga negara adalah sama, dan hal itu juga tidak bisa dilepaskan dari sikap bangsa Indonesia yang sangat toleran, sehingga siapa pun tidak memiliki halangan untuk mencapai cita-citanya.

"Kita adalah bangsa yang sangat memiliki toleransi. Cobalah lihat meskipun kita mayoritas muslim, siapa pun berhak menjadi apa pun," ujarnya lagi.

Bahkan, kata Zulkifli, terkait kehidupan beragama, ada kementerian khusus yang membidangi keagamaan, dan konsekuensinya sejumlah hari besar keagamaan dijadikan hari libur nasional oleh pemerintah.

Budisantoso Budiman
(L004) 18-02-2016
(T.L004/B/B014/B014)

Pewarta: La Ode Masrafi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016