Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Februari 2007 sebesar 0,62 persen dan inflasi secara "year on year" (selama 12 bulan hingga Februari 2007) 6,30 persen. Sedangkan secara tahun kalender inflasi mencapai 1,67 persen, demikian data BPS yang disiarkan di Jakarta, Kamis. "Inflasi 0,62 persen dipengaruhi oleh kenaikan harga beras yang bobotnya 0,52 persen," kata Deputi Bidang Statistik Ekonomi, Pietojo. Sebelumnya, inflasi bulan Januari 2007 mencapai 1,04 persen secara "month to month" dan 6,26 persen secara "year on year" (12 bulan hingga Januari 2007). Target inflasi pemerintah sepanjang 2007 adalah 6,0 plus minus satu persen. Pada bulan Februari 2007, dari 45 kota tercatat 31 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,76 persen dan inflasi terendah di Lhokseumawe dan Sibolga masing-masing 0,01 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Gorontalo 3,62 persen, dan deflasi terkecil di Bengkulu 0,02 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok barang dan jasa sebagai berikut, kelompok bahan makanan 0,84 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,65 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,80 persen. Selanjutnya, kelompok sandang 0,56 persen, kelompok kesehatan 0,64 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,23 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,03 persen. Laju inflasi tahun kalender sampai dengan Februari 2007 sebesar 1,67 persen. Sedangkan laju inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2005 dan 2006 masing-masing sebesar 1,26 persen dan 1,95 persen. Besarnya laju inflasi "year on year" untuk Februari 2007 terhadap Februari 2006 sebesar 6,30 persen. Sedangkan laju inflasi "year on year" untuk Februari 2005 terhadap Februari 2004 sebesar 7,15 persen dan Februari 2006 terhadap Februari 2005 sebesar 17,92 persen. Inflasi komponen inti pada bulan Februari 2007 sebesar 0,56 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari - Februari) 2007 sebesar 1,30 persen, sedangkan laju inflasi komponen inti ?year on year? (Februari 2007 terhadap Februari 2006) sebesar 5,98 persen. Angka inflasi pada Februari tersebut sesuai dengan perkiraaan pemerintah, namun lebih rendah dibanding perkiraan para ekonom. "`Surprise`, karena dugaan di atas satu persen," kata pengamat ekonomi dari Tim Indonesia Bangkit, Fadhil Hasan. Ia mengatakan, sepanjang Februari harga beras tinggi di seluruh Indonesia. Sementara itu, banjir yang melanda Jakarta juga telah menaikkan harga-harga. Kedua faktor itu, katanya, bisa mempengaruhi harga-harga. "Saya tidak tahu apakah ini suatu keberhasilan pemerintah atau bukan," katanya. Walaupun inflasi Februari jauh di bawah perkiraan, Fadhil memperkirakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) cenderung tetap, yakni 9,25 persen. Sebelumnya, Meneg PPN/Bappenas Paskah Suzetta memperkirakan inflasi pada Februari akan lebih rendah dari inflasi Januari yang mencapai 1,04 persen. "Inflasi `month to month` (bulanan) itu yang tinggi bulan Januari, yang mencapai di atas satu persen. Di bulan Februari ternyata tidak begitu signifikan," kata Paskah. Inflasi yang lebih rendah itu, katanya, disebabkan oleh pengaruh banjir yang telah hilang dan harga beras yang diperkirakan akan kembali stabil, setelah sempat mencapai level Rp6.000 per kg. Selain itu, katanya, harga beras yang dihitung Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan kombinasi antara harga yang dikonsumsi oleh beras untuk segmen masyarakat kelas atas dan bawah. Seorang bankir swasta mengatakan, laju inflasi Februari 2007 yang lebih baik dibanding bulan lalu menunjukkan bahwa pengaruh dari bencana banjir dan kenaikan harga beras beberapa waktu lalu tidak begitu berpengaruh. "Laju inflasi Februari yang mencapai 0,62 persen itu membuat Bank Indonesia (BI) kembali berpeluang menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib. Ia mengakui kenaikan harga beras yang diantisipasi pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan operasi pasar, pada minggu ketiga dan keempat berhasil menurunkan harga beras dan perbaikan-perbaikan yang dilakukan setelah banjir mereda.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007