Jakarta (ANTARA News) - BPJS Ketenagakerjaan menargetkan pertumbuhan dana kelola sebesar 20 persen atau naik menjadi Rp246,52 triliun pada akhir tahun ini, sementara capaian tahun lalu sebesar Rp206,06 triliun.
"Kami optimistis tahun ini kinerja akan lebih baik. Apalagi perekonomian sudah mulai pulih dibandingkan tahun lalu yang masih terkena dampak akibat perlambatan ekonomi. Kami akan bekerja keras untuk mencapainya," kata Kepala Urusan Komunikasi Eksternal BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis .
Dia mengungkapkan, dengan target tersebut maka tahun ini hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan diharapkan bisa menembus angka Rp21,2 triliun. Jumlah tersebut meningkat 24 persen dibandingkan perolehan hasil investasi tahun 2015 yang hanya mencapai Rp17,7 triliun.
Sementara untuk kepesertaan aktif ditargetkan bisa mencapai 21,9 juta atau naik 15 persen dibandingkan jumlah kepesertaan tahun lalu sebanyak 19,1 juta. Dengan target kepesertaan tersebut, maka iuran tahun ini bisa mencapai Rp42,6 triliun atau tumbuh 17 persen dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp36 triliun.
Dengan target pencapaian optimistis tersebut, manajemen BPJS Ketenagakerjaan langsung mengimplementasi strategi kerja untuk mendukung kinerja dan layanan yang lebih baik bagi pekerja.
Menurut dia, perlambatan ekonomi dunia yang turut berimbas kepada perekonomian Indonesia sepanjang 2015 membuat instrumen investasi sulit berkembang. Sejumlah instrumen investasi bergerak negatif di tengah tekanan pasar global sepanjang tahun lalu, namun BPJS Ketenagakerjaan mampu mendapatkan hasil investasi sebesar 9,09 persen di atas rata-rata industri.
Sebagai informasi, sepanjang tahun lalu kondisi perekonomian nasional masih belum kondusif sehingga menyebabkan pasar saham dan obligasi turut memburuk. Hal ini tercermin dari data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun cukup dalam sebesar 12-13 persen.
Dengan melihat kondisi pasar pada 2015 yang menurun, BPJS Ketenagakerjaan tetap mampu mencatatkan perolehan dana investasi sebesar Rp206,06 triliun atau meningkat 19 persen dibandingkan periode yang sama pada 2014 sebesar Rp187,021 triliun. Sedangkan jika di rata-rata selama periode 2010-2015 (CAGR), dana investasi tumbuh 15,79 persen per tahun.
Sepanjang 2015, pencapaian total hasil investasi tercatat Rp17,69 triliun dengan "Yield on Investment" (YOI) sebesar 9,09 perswn, tumbuh positif dibanding hasil intrumen investasi lainnya. Di tengah kondisi market yang menurun, BPJS Ketenagakerjaan masih meraih hasil investasi 9,09 persen atau cukup tinggi dibandingkan "benchmark industry".
Tahun 2015, hasil pengembangan program Jaminan Hari Tua (JHT) mencapai 9,14 persen, sementara program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 8,38 persen dan Jaminan Kematian (JKM) 8,04 persen.
Hasil pengembangan ini merupakan cerminan dari portofolio investasi yang sesuai dengan kebutuhan setiap program (Asset Matching Liabilities/ALMA) dan mengacu pada regulasi pengelolaan aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yaitu PP No. 99 Tahun 2013 dan PP No. 55 Tahun 2015.
Dalam regulasi tersebut mengatur dengan jelas semua aspek terkait pengelolaan dana investasi, termasuk pemilihan instrumen investasi yang sesuai untuk setiap program, mitra investasi dan beban investasi.
Kepatuhan BPJS Ketenagakerjaan pada regulasi ini yang memastikan pengelolaan dana investasi dilakukan secara "prudent dan governance" serta pengawasan dari auditor eksternal, seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP).
Hasil pengembangan program JHT tersebut, setelah dikurangi pencairan klaim JHT, dana operasional dan beban investasi, BPJS Ketenagakerjaan dapat memberikan imbal hasil sebesar 6,89 persen yang lebih besar dari rata-rata suku bunga deposito bank pemerintah.
Pencairan klaim JHT merupakan salah satu hal yang berdampak pada besaran imbal hasil kepada peserta karena pemberlakuan regulasi baru, yaitu PP No. 60 Tahun 2015 yang menyebabkan peningkatan klaim JHT secara signifikan.
(E007/T007)
Pewarta: Erafzon SAS
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016