"Masyarakat di bantaran sungai Merapi maupun yang biasa beraktivitas di sungai harus meningkatkan kewaspadaan. Bila terlihat langit sudah mendung lebih baik segera mencari tempat aman," kata Kepala BPBD Kabupaten Sleman Julisetiono di Sleman, Kamis.
Menurut dia, saat intensitas hujan di puncak Gunung Merapi masih tinggi, banjir lahar dingin dapat terjadi sewaktu-waktu.
"Saat ini masih ada sekitar 25 juta meter kubik material vulkanis Merapi yang ada di puncak," katanya.
Ia mengatakan, alur aliran sungai berhulu Gunung Merapi saat ini sudah baik setelah dilakukan normalisasi.
"Namun bila puncak Merapi diguyur hujan terus-menerus maka material yang ada di pucak akan jenuh dan turun ke bawah. Kami tidak bisa memprediksi kapan itu terjadi," katanya.
Akibat hujan deras yang mengguyur kawasan Merapi pada Rabu (17/2) sore, dua kendaraan tertimbun material. Masing-masing mobil bak terbuka L300 dan truk pengangkut pasir. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Julisetiono juga menyayangkan masih ada aktivitas penambangan di sungai-sungai berhulu Gunung Merapi.
"Bukan kewenangan kami untuk mengatur masalah penambangan. Tapi kami minta warga lebih hati-hati," katanya.
Ia mengatakan keberadaan sistem peringatan dini di sejumlah titik tidak bisa dijadikan acuan sebab banjir lebih cepat dari sinyal yang diberikan.
"Terkadang hanya butuh waktu 15 menit dari sinyal peringatan, tiba-tiba banjir sudah datang menerjang," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016