Jakarta (ANTARA News) - Angka inflasi Pebruari yang hanya 0,62 persen cukup mengejutkan, mengingat sebelumnya dipekirakan lebih dari 1,0 persen. "Surprise, karena dugaan sebelumnya di atas satu persen," kata pengamat ekonomi dari Tim Indonesia Bangkit, Fadhil Hasan, di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan sepanjang Pebruari harga beras tinggi di seluruh Indonesia. Sementara itu, banjir yang melanda Jakarta juga telah menaikkan harga-harga. Kedua faktor itu, katanya, bisa mempengaruhi harga-harga. "Saya tidak tahu apakah ini suatu keberhasilan pemerintah atau bukan," katanya. Walaupun inflasi Pebruari jauh di bawah perkiraan, Fadhil memperkirakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) cenderung tetap, yakni 9,25 persen. Alasannya, nilai rupiah agak melemah sedikit dan juga kondisi pasar modal yang cenderung turun. Selain itu, Fadhil mengatakan tekanan inflasi pada Maret juga masih ada. "Walaupun sudah panen raya, namun saat ini panen tidak serentak, gradual," katanya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Pebruari 2007 sebesar 0,62 persen dan inflasi secara "year on year" (selama 12 bulan hingga Februari 2007) 6,30 persen. Sedangkan secara tahun kalender inflasi mencapai 1,67 persen. Sebelumnya, inflasi bulan Januari 2007 mencapai 1,04 persen secara "month to month" dan 6,26 persen secara "year on year" (12 bulan hingga Januari 2007). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore (28/2) terpuruk menjadi 9.150/9.160 dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada 9.070/9.092 atau melemah 80 poin, karena pelaku lokal masih memburu dolar. (*)

Copyright © ANTARA 2007