Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu sore bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi Rp13.414 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.394 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, mengatakan bahwa fluktuasi harga minyak mentah dunia yang masih berada di level rendah membuat minat investor pasar uang untuk masuk ke pasar mata uang berisiko, salah saunya rupiah cenderung berkurang sehingga mengalami tekanan.
"Sentimen di pasar uang saat ini cenderung mengarah pada kehati-hatian di tengah fluktuasi harga minyak mentah yang relatif masih rendah," katanya.
Harga minyak mentah dunia jenis WTI crude pada Rabu (17/2) terpantau naik sebesar 0,34 persen menjadi 29,14 dolar AS per barel dan Brent crude turun 0,71 persen menjadi 32,41 dolar AS per barel.
Ia menambahkan bahwa keputusan beberapa negara eksportir minyak terbesar dunia untuk mempertahankan produksi di level tinggi masih menjadi salah satu faktor yang membuat tertahannya harga minyak mentah.
"Penguatan mata uang dolar AS masih cukup solid terhadap mayoritas mata uang utama dunia, termasuk rupiah," katanya.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada dalam kisaran yang stabil di tengah penantian pelaku pasar uang terhadap hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) mengenai kebijakan suku bunga acuan.
"Pelaku pasar mengharapkan Bank Indonesia melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuan, dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan konsumsi domestik," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (17/2) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.504 dibandingkan Selasa (16/2) Rp13.333.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016