Palembang (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menargetkan implementasi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) tuntas pada 2007 untuk 106 wilayah kliring di Indonesia.
"Dengan implementasi SKNBI untuk wilayah kliring Palembang, Bengkulu, Bandar Lampung, Palangkaraya, Jambi dan Lhokseumawe sekitar 96 persen transaksi kliring telah terhubung secara nasional, dan sisanya akan diselesaikan pada akhir 2007," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, S. Budi Rochadi, di Palembang.
Ia mengemukakan hal itu setelah meresmikan implementasi SKNBI untuk wilayah kliring di enam kantor BI, di Palembang, Kamis.
Ia mengatakan implementasi pada wilayah tersebut merupakan rangkaian terakhir wilayah kerja kantor BI yang terhubung dengan jaringan SKNBI.
Berdasarkan data BI, nilai transaksi harian kliring selama tahun 2007 mencapai Rp4,7 triliun, dimana Rp4,5 triliun diproses melalui SKNBI. Khusus untuk enam wilayah tersebut transaksi kliring mencapai Rp189,7 miliar dengan volume 7916 transaksi setiap hari.
Bagi perbankan, implementasi SKNBI akan menciptakan efisiensi biaya pencetakan dan "handling" (penanganan) warkat, SDM dan peralatan penunjang lainnya.
Disamping itu pengintegrasian itu juga dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan likuiditas bank, karena bank tidak lagi memonitor posisi penyelesaian transaksi kliring di seluruh wilayah kliring, namun cukup memonitor satu posisi kliring secara nasional.
"Bank Indonesia menyadari bahwa kontribusi operasional transaksi sistem pembayaran dalam mendukung kelancaran perekonomian sangatlah dominan," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007