Juru Bicara Kementerian Urusan Dalam Negeri Tanzania Isaac Nantanga pada Selasa, mengatakan arus pengungsi mulai mengalir tahun lalu, ketika perang saudara pertama meletus di negara yang dicabik perang di Afrika Timur tersebut.
Pejabat itu menjelaskan dari 129.210 pengungsi, 79.290 orang ditampung di Kamp Nyarugusu di Wilayah Kigoma dan sisanya (45.487 orang) diterima di Nduta, Kibondo.
Di Kamp Nyarugusu ada 61.887 pengungsi dari Republik Demokratik Kongo, 150 dari Somalia dan 189 pengungsi dari negara lain, demikian laporan Xinhua. Pejabat tersebut menambahkan 4.543 pengungsi ditampung di Kamp Mtendeli di Kakondo, Wilayah Kigoma.
"Kementerian Urusan Dalam Negeri melalui kerja sama dengan Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) dan pemegang saham lain berada di garis depan untuk memberi layanan kepada pengungsi yang meliputi makanan, air dan keamanan guna memastikan mereka selamat," katanya.
Nantanga mengatakan selain pengungsi yang mulai datang sejak April, Tanzania telah menampung pengungsi lain di Kamp Nyarugusu.
Menurut Nantanga, Tanzania saat ini menampung sebanyak 191.436 pengungsi di berbagai kamp.
Pada 5 Desember tahun lalu, Jerman mengumumkan negara tersebut telah membekukan bantuan keuangan jutaan dolar AS buat Burundi dan uang itu akan diberikan kepada pengungsi yang berada di berbagai kamp di Tanzania.
Burundi telah dilanda kerusuhan sejak Presiden Pierre Nkurunziza mengumumkan rencananya pada April 2015 untuk mencalonkan diri buat masa jabatan presiden ketiga, meskipun ada protes dan penentangan dari oposisi. Nkurunziza akhirnya menang dalam pemilihan presiden.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016