Palembang (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia, S. Budi Rochadi mengharapkan Peruri segera mengimpor mesin pencetak uang, sehingga dapat memenuhi pesananan uang baru dari BI. "Tahun depan (2008) diharapkan Peruri sudah mengimpor mesin, memasang mesin baru sehingga tidak perlu cetak uang di luar negeri," katanya setelah meresmikan implementasi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) untuk enam wilayah kliring, yakni Palembang, Bandarlampung, Jambi, Palangkaraya, dan Lhok Seumawe, di Palembang, Kamis. Menurut dia, keputusan BI untuk tetap mencetak sebagian uang pecahan baru di luar negeri karena Peruri tidak sanggup memenuhi pesanan uang pada 2007 sebesar 6,6 miliar bilyet. Namun demikian, Budi mengatakan BI belum memutuskan negara tujuan untuk mencetak uang pecahan tersebut. "Kita gunakan pemilihan langsung, sudah ada lima pabrik yang menawarkan, namun satu gugur dan tinggal empat. Kita akan menggunakan supplier yang sudah punya reputasi," katanya. Ia juga menjelaskan BI akan memilih penawaran tender pencetakan uang dengan harga termurah. "Saya harapkan pemesanan uang di luar negeri akan lebih murah karena di Peruri kan sudah `full capacity`. Perusahaan ini (asing) diharapkan saling bersaing, dengan kapasitas yang besar, jadi daripada menganggur dia bisa menangani pesanan kita dengan harga yang lebih murah," katanya. Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdullah mengemukakan keputusan mencetak uang di luar negeri akibat tak cukupnya kapasitas Peruri dilakukan sesuai dengan mandat UU BI, yaitu menjaga stabilitas moneter, sistem keuangan dan memperbarui sistem pembayaran, termasuk penyediaan uang tunai. Ia mengatakan pada pertengahan tahun lalu BI telah mendapat jawaban dari Peruri tentang kemampuan mencetak uang pada 2007 yaitu 5,5 miliar lembar. Sedangkan kebutuhan BI pada 2007 meningkat menjadi 6,6 miliar lembar, karena perkiraan meningkatnya permintaan uang tunai pada tahun ini. (*)
Copyright © ANTARA 2007