Uni Eropa dan kita punya proses perundingan perdagangan yang rencananya akan dilanjutkan segera, disamping juga untuk meningkatkan hubungan perdagangan supaya tidak banyak yang asal-asalan dalam menjalankan investasi,"Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan komoditas seperti kelapa sawit dan biji cokelat.
"Uni Eropa dan kita punya proses perundingan perdagangan yang rencananya akan dilanjutkan segera, di samping juga untuk meningkatkan hubungan perdagangan supaya tidak banyak yang asal-asalan dalam menjalankan investasi," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan kerja sama di bidang perdagangan tersebut antara lain untuk menangani perbedaan biaya masuk komoditas dari Indonesia di negara-negara kawasan Uni Eropa.
"Contohnya, yang terjadi di Prancis itu kan mau memberikan biaya masuk lebih tinggi untuk sawit, jadi (kerja sama) ini supaya tidak terjadi seperti itu," tambahnya.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend, Senin, menemui Wapres Jusuf Kalla untuk membicarakan mengenai kerja sama perdagangan di antara kedua belah pihak.
Guerend mengatakan dengan adanya investasi baru tersebut, perusahaan-perusahaan asal Uni Eropa dapat memberikan 1,1 juta lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.
"Perusahaan-perusahaan di Eropa siap untuk menyediakan lebih dari 1,1 juta pekerjaan di Indonesia. Ada keinginan dari Uni Eropa untuk bekerja sama lebih banyak di bidang perdagangan, berinvestasi lebih di seluruh bidang seperti infrastruktur, jasa keuangan dan pariwisata di Indonesia," katanya.
Dia menjelaskan dengan diluncurkannya kerja sama perdagangan antara Uni Eropa dan Indonesia, termasuk Comprehensive Economic Partner Agremeent (CEPA), maka kedua belah pihak dapat diuntungkan dalam peningkatan ekonomi di masing-masing wilayah.
Komoditas Indonesia yang diekspor ke Eropa antara lain kelapa sawit, kakao, serta barang-barang produksi padat karya.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016