Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat akan memulai lembaran sejarah baru dengan melakukan pembicaraan normalisasi hubungan dengan Korea Utara yang pernah dimasukkan dalam daftar hitam oleh AS seperti yang pernah diutarakan oleh Presiden George W.Bush. Dalam situasi mencairnya hubungan kedua negara selang dua pekan setelah pemerintah Korea Utara secara rahasia menyetujui untuk menghentikan program nuklirnya, Wakil Menteri Luar Negri AS Christopher Hill mengatakan ia akan bertemu dan melakukan pembicaraan dengan Wakil Menlu Korea Utara Kim Kye Gwan di New York Senin mendatang. Didalam perjanjian 13 Februari lalu Korea Utara menyatakan kesediaannya untuk menutup fasilitas nuklirnya dan menghentikan program senjata nuklir yang baru dimulainya yang akan diberikan imbalan berupa bantuan AS senilai 300 juta dolar AS dan diikuti dengan langkah-langkah pemulihan hubungan kedua negara. "Kami akan memulai proses pembahasan hubungan kedua negara dengan tujuan untuk menormalisasikan kembali ," kata Hill kepada anggota Kongres dalam keterangannya menjelang pertemuannya pekan depan. "Saya ingin menekankan kata 'Memulai' karena banyak hal yang mesti kami bicarakan," ucapnya dikutip AFP. Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada pertemuan pekan depan hal utama adalah membahas dan tetap memfokuskan pembicaraan negosiasi enam negara, yaitu menghentikan seluruh program nuklir Korea Utara berikut program persenjataannya. "Janganlah berharap kami akan segera memperoleh hasilnya dengan seketika," kata juru bicara Deplu AS Sean McCormack sambil menambahkan "Banyak hak yang mesti dibicarakan dan dilakukan." Didalam perjanjian 13 Februari lalu, yang melibatkan China, Jepang Korea Selatan AS dan Rusia dikatakan Korea Utara harus menutup fasilitas dan program nuklirnya di Yongbyon dalam waktu 60 hari dan setelah itu mengijinkan para petugas pemeriksa nuklir internasional dari Badan tenaga nuklir internasional, IAEA untuk melakukan pemeriksaan di tempat tersebut. AS dan keempat negara lainnya telah menyetujui untuk kembali memberikan dukungan bantuan kepada Korea Utara berupa 50 ribu ton minyak bahan bakar siap pakai, sementara Washington menyatakan komitmennya untuk segera membentuk kelompok kerja yang akan menangani masalah bilateral dalam waktu 30 hari.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007