"Ruang pelemahan dolar AS masih ada menyusul peluang kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Fed fund rate) yang semakin kecil," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Ia menambahkan adanya potensi kenaikan harga minyak mentah dunia setelah spekulasi kesepakatan antara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan menghentikan penurunan akan menjaga nilai tukar domestik stabil.
Dari dalam negei, dia menjelaskan, surplus neraca pembayaran Indonesia kuartal IV 2015 serta pengumuman paket kebijakan kesepuluh diharapkan dapat menjaga fluktuasi rupiah.
"Hari ini pelaku pasar uang menanti data neraca perdagangan Indonesia, diperkirakan mencatatkan surplus, penting bagi pelaku pasar memperhatikan performa impor, jika naik bisa berarti perbaikan pertumbuhan ekonomi domestik," katanya.
Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy menambahkan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) diprediksi melebar menjadi 2,4 persen dari produk domestik bruto (PDB) namun surplus neraca keuangan Indonesia akan lebih dari cukup untuk membiayai CAD tahun ini.
"Dengan CAD yang masih terukur, kami memprediksi Bank Indonesia akan memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi tujuh persen pada rapat dewan gubernur 18 Februari ini. Kami meyakini, data domestik akan memperpanjang sentimen positif seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan penguatan rupiah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016