Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia meyakini bahwa depresiasi rupiah yang pada perdagangan sore ditutup pada 9.150/9.160 atau melemah sekitar 80 poin dibanding penutupan hari sebelumnya 9.070/9.092 merupakan fenomena sementara. "Yakinkan karena ini temporer, jangan dikatakan angka tersebut akan berlanjutan," kata Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Humas BI, Budi Mulia, di Jakarta, Rabu. BI sendiri, katanya memastikan, akan terus mencermati rupiah dan selalu berada di pasar. "Yang pasti kejadian yang kita saksikan hari ini adalah `impact` dari kejadian di China, berbarengan juga dengan tekanan di pasar New York," katanya menjelaskan. Sebelumnya, Deputi Gubernur BI, Aslim Tadjudin mengatakan BI optimis bisa menjaga rupiah pada kisaran Rp9.000-9.500 per dolar AS pada sepanjang 2007. Sementara itu, Menko Perekonomian Boediono mengatakan koreksi tajam pada rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih disebabkan karena pengaruh pasar global, seperti di China dan Hongkong. Dia memastikan pemerintah tetap akan menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan dan menganggap fenomena yang tengah terjadi ini masih dalam batas-batas terkendali. Menurut dia, kondisi perekonomian di China saat ini sudah "overheating" (kepanasan) sehingga diperlukan berbagai penyesuaian "Dan mungkin ini salah satu langkah atau kejadian untuk mendinginkan perekonomian mereka," kata Boediono. Sedangkan Menkeu Sri Mulyani, mengatakan tidak ada yang pelu dikhawatirkan dengan koreksi tajam di rupiah dan IHSG dalam beberapa waktu terakhir mengingat sektor fundamental dalam negeri masih cukup baik. "Faktor-faktor fundamental dalam negeri yang berhubungan dengan korporasi dan pasar modal rasanya tidak ada yang mendorong penurunan IHSG. Karena itu kita tidak terlalu khawatir," kata Menkeu. Menurut dia, perbaikan terhadap kondisi pasar modal maupun kondisi korporasi akan terus dilakukan, namun ia menilai tidak ada faktor dalam negeri yang secara signifikan mendorong adanya penurunan IHSG. IHSG pada perdagangan Selasa (28/2) ditutup pada posisi 1.740,971 atau turun 23,031 poin dari penutupan pada hari sebelumnya 1.764,008.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007