Kalau mau ikut kencan kilat lagi, saya ingin yang lebih sedikit dan spesifik, misalnya kesamaan minat orang-orangnya

Jakarta (ANTARA News) - Denting bel berbunyi menandakan jatah waktu mengobrol selama lima menit selesai.

Kaum Adam harus meninggalkan kursinya dan pindah ke meja lain di mana perempuan lain telah menanti.

Selama sekitar satu jam, para peserta kencan kilat (speed dating) memiliki kesempatan berbincang dengan belasan lawan jenis.

Berbagai pertanyaan diajukan, mulai dari biodata seperti pekerjaan, domisili, usia dan hobi, hingga yang lebih mendalam seperti "apa keberatan punya pasangan yang berasal dari keluarga berbeda agama?".

Percakapan singkat selama tiga ratus detik itu bisa diakhiri dengan senyum, jabat tangan, atau bahkan saling bertukar kontak.

Di akhir kencan kilat, setiap orang harus menuliskan nama lawan jenis yang diminati dalam secarik kertas.

Bila gayung bersambut, ada peluang untuk memenangi hadiah jalan-jalan ke Pulau Dewata lengkap dengan fasilitas menggiurkan, seperti mengelilingi Bali menaiki helikopter.

Kencan kilat "Be My Valentine" yang diselenggarakan aplikasi direktori restoran Qraved dan situs pencari jodoh Setipe ini diikuti lima puluh pasang muda-mudi usia 20-an dan 30-an.

"Kita punya sepuluh pasang yang match!" seru Merry Lia Suwandi, Head of Marketing Qraved pada seratus peserta kencan kilat usai sesi berkenalan.

Mereka diseleksi lagi hingga terpilih dua pasang pemenang utama terbang bersama ke Bali.

Iseng-iseng berhadiah

Iseng-iseng menjadi salah satu alasan yang disebut para lajang untuk mengikuti kencan kilat.

"Iseng-iseng saja dari pada diam di kosan," kata seorang pria 29 tahun yang tidak mau disebutkan namanya.

Meski diharuskan membayar pendaftaran sebesar Rp250.000, dia menganggap biaya itu sebanding dengan pengeluaran bersenang-senang pada akhir pekan di ibukota.

"Nonton berapa, makan berapa, sama saja," ujar dia.

Ada pula yang bergabung dalam kencan kilat karena suruhan teman. Salah satunya lelaki yang mengaku diam-diam didaftarkan oleh temannya yang sudah menikah.

Mengaku telepon genggamnya "dibajak", tiba-tiba dia menerima surel konfirmasi untuk mengikuti kencan kilat.

Biaya pun tidak perlu dipikirkan karena sudah ditanggung oleh temannya.

"Ya sudah datang saja," ujar pria berkacamata yang enggan disebut identitasnya itu sembari tertawa.

Namun, ada juga yang punya niat serius mencari pasangan di kencan kilat ini.

Memang belum pasti akan punya hubungan serius dengan salah satu peserta, tapi ini dianggap sebagai jalan pembuka untuk bertemu dengan banyak orang.

Bisa jadi perempuan atau pria di hadapannya suatu saat mengenalkan orang yang kelak jadi pasangan hidup dia.

Motivasi untuk mencari pasangan hidup lewat kencan kilat juga bervariasi.

Ada pria yang didorong oleh keluarga untuk segera menikah karena dia anak pertama dalam keluarganya meski usia baru seperempat abad.

Ada yang ingin mengikuti jejak-jejak teman yang telah duduk di pelaminan selepas lulus kuliah. Ada pula yang ingin menjajaki hubungan serius karena telah menginjak kepala tiga.

Bagi sebagian besar peserta, kencan kilat adalah pengalaman pertama.

Di benak Arie Satryo (25), bisa melahirkan obrolan seru dan menarik dalam waktu singkat dengan belasan orang yang silih berganti adalah tantangan menarik.

Walau ada kalanya beberapa menit dilewatkan dengan pembicaraan yang kurang "klik".

"Tapi acaranya menarik dan orang-orangnya antusias," imbuh pria yang sedang mempertimbangkan untuk ikut mendaftar di situs pencari jodoh online.

Lain lagi dengan Ayu (29) yang ikut kencan kilat demi menambah teman, tepatnya untuk "seru-seruan".

Tidak ada satu pun dari belasan lelaki berhasil menimbulkan percik-percik asmara.

"Datar saja rasanya," ujarnya.

Sementara itu, peserta lain bernama Gilang (25) menyayangkan jumlah peserta yang terlalu banyak sehingga tidak semua orang sempat mengenal satu sama lain.

Dalam kencan singkat yang dilaksanakan tepat pada Hari Valentine, setiap peserta hanya diberi waktu untuk mengobrol dengan setengah dari jumlah peserta lawan jenis.

Kendati demikian, mereka tetap bisa berkenalan dengan sisanya usai acara resmi.

"Kalau mau ikut kencan kilat lagi, saya ingin yang lebih sedikit dan spesifik, misalnya kesamaan minat orang-orangnya," pungkas pria yang datang karena diajak teman.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016