Jakarta (ANTARA News) - Senam Poco-Poco Nusantara yang digagas Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pemuda dan Olahraga di Parkir Selatan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu yang melibatkan 10 ribu peserta berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri).
Muri mencatat kegiatan yang juga menjadi upaya Indonesia membawa senam asli Kabupaten Sangitalaut Sulawesi Utara ini mendunia itu dengan kategori superlatif atau kegiatan yang melibatkan peserta terbanyak. Adapun nomor rekornya adalah 7.315.
Pemecahan rekor Muri ini langsung mendapatkan apresiasi dari Menpora Imam Nahrawi yang juga terlibat pada pemecahan rekor tersebut.
Selain Menpora pada kegiatan tersebut juga diikuti pejabat di lingkungan Kemenpora, KONI, TNI, pelajar hingga masyarakat umum.
"Senam poco-poco merupakan tarian tradisional masyarakat Sangitalau Sulawesi Utara yang dilakukan selepas mereka pulang dari sawah atau melaut sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan dan masyarakat yang selalu bergotong royong," kata Menpora Imam Nahrawi.
Pria yang akrab dipanggi Cak Imam ini menegaskan dengan dilakukannya Senam Poco-Poco Nusantara hasil kerja sama antara Dharma Wanita Persatuan dan Federasi Olahraga Kreasi Budaya Indonesia (FORBI) diharapkan lebih terkenal lagi atau bisa dikatakan sebagai milik dunia.
Selain memecahkan rekor Muri, Senan Poco-Poco Nusantara juga dijadikan media untuk kampanye untuk menyambut Olimpiade Olahraga Rekreasi Dunia atau lebih dikenal dengan Tafisa World Games 2016 yang akan dipusatkan di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
Pada kegiatan tersebut juga diluncurkan Senam Poco-Poco Olahraga yang merupakan hasil kreasi yang dilakukan Kemenpora dengan FORBI.
Senam ini menggunakan gerakan dari enam cabang olahraga yaitu tinju, bulu tangkis, basket, voli, sepak bola dan renang.
Sementara itu Senior Manajer Muri Awan Raharjo mengatakan, dicatatkannya Senam Poco-Poco Nusantara tidak serta merta karena banyaknya peserta yang ikut, melainkan juga karena esensi dari kegiatan untuk melestarikan dan membudayakan poco-poco ke dunia.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016