Jakarta (ANTARA News) - Polisi dari Polda Metro Jaya meringkus komplotan perampok bersenjata api diduga melibatkan dua oknum TNI Angkatan Laut yang beroperasi antarwilayah.
"Kita ringkus empat tersangka," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Jakarta, Sabtu.
Keempat tersangka adalah Puryadi alias Demit, Winarto asal Ngawi Jawa Timur, serta dua orang dari TNI AL Puji dan Priyanto yang telah diamankan POMAL.
Sekitar November 2015, Krishna menjelaskan Winarto menghubungi Puryadi mendapatkan "pekerjaan" dari Puji namun tidak disebutkan lokasi dan sasarannya.
Selanjutnya, Puryadi dan Winarto bertemu Puji di SPBU Cilandak Jakarta Selatan menjemput tersangka Napi dan Priyanto di kawasan Kasablanka.
Kelima tersangka itu menuju Magelang di Jawa Tengah guna merampok rumah yang diduga terdapat harta benda.
Dari operasi itu, para tersangka hanya mendapatkan laptop rusak dan uang tunai Rp150 ribu karena dianggap gagal komplotan itu menuju Jakarta.
Komplotan penjahat itu kembali beraksi menggasak sebuah rumah di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.
Priyanto menyerahkan senjata api kepada Puryadi lalu dipegang Winarto, sedangkan Priyanto menggenggam senjata api jenis FN.
Kelompok itu masuk ke rumah dan membawa kabur sebuah kardus warna cokelat berisi uang sekitar Rp4 miliar.
Krishna mengungkapkan Priyanto mendapatkan jatah Rp730 juta dan Puji sebesar Rp760 juta karena berperan menemukan lokasi sasaran.
Berdasarkan proses penyelidikan, petugas Polda Metro Jaya meringkus Puryadi di kontrakan di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur dan Winarto di Ngawi, Jawa Timur.
Dari hasil pemeriksaan diketahui sindikat itu telah beraksi pada 11 tempat kejadian perkara (TKP) yang tersebar di Jakarta Selatan dan Magelang.
"Saat ini, petugas masih memburu tersangka Mus asal Grobogan," ujar Krishna.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016