Sejak awal Februari ini tercatat sudah lebih dari 20 kasus bencana terjadi, mulai puting beliung, banjir hingga tanah longsor

Trenggalek (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menetapkan status siaga banjir dan tanah longsor, menyusul hujan yang terus mengguyur kawasan tersebut selama sepekan terakhir diiringi serangkaian bencana yang terjadi di belasan titik lokasi.

"Status siaga (bencana) berlaku hingga Maret nanti, sesuai petunjuk dan hasil rapat koordinasi dengan (BPBD) provinsi," kata Kepala BPBD Trenggalek, Joko Rusianto di Trenggalek, Sabtu.

Ia menyatakan, saat ini tim reaksi cepat (TRC) telah disiagakan di setiap kecamatan. Selain itu, intensitas komunikasi dan koordinasi juga ditingkatkan.

Tidak hanya antarkelompok TRC yang tersebar di 14 kecamatan se-Trenggalek, tetapi juga dengan jaringan relawan siaga bencana di setiap desa/kelurahan dengan memanfaatkan sarana telekomunikasi ponsel maupun handy talky (HT).

"Begitu ada peristiwa bencana sekecil apapun, identifikasi segera dilakukan TRC yang bekerja sama dengan jajaran TNI-Polri setempat guna melakukan langkah awal penanganan," terangnya.

Joko mencontohkan peristiwa longsor yang menimpa rumah warga Desa Ngrambingan serta amblesnya pondasi tiang jembatan Desa Kertosono, Kecamatan Panggul, Kamis (11/2).

Menurut Joko, BPBD sudah menerjunkan personel TRC bekerja sama dengan aparat dan masyarakat membersihkan lokasi bencana.

Di samping itu, khusus untuk jembatan Kertosono, pihaknya merekomendasikan bagi kendaraan untuk tidak melintasi, mengingat kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan dan rawan runtuh.

"Sejak awal Februari ini tercatat sudah lebih dari 20 kasus bencana terjadi, mulai puting beliung, banjir hingga tanah longsor," tutur Joko.

Data sementara, satu korban meninggal dunia sementara kerugian ditaksir sudah mencapai ratusan juta rupiah akibat banjir dan tanah longsor sehingga memaksa BPBD Trenggalek meningkatkan kewaspadaan.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016