Jakarta (ANTARA News) - Faktor melemahnya bursa regional masih menjadi sentimen negatif di pasar saham Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,31 persen, Rabu. Analis Riset PT Bapindo Bumi Resources Harry Kurniawan kepada ANTARA News di Jakarta, mengatakan bahwa faktor bursa dunia dan regional benar-benar telah mempengaruhi penurunan indeks BEJ kali ini. "Diawali anjloknya indeks Dow Jones telah membuat bursa regional, seperti Nikkei dan Hang Seng turun, kondisi ini dilanjutkan hampi ke semua bursa Asia, termasuk BEJ," katanya. Indeks blue-chip Dow Jones Industrial Average yang jatuh 416,02 poin atau 3,29 persen menjadi 12.216,24 telah diikuti oleh bursa regional, terutama Tokyo dan Hang Seng, dimana Indeks Nikkei-225 jatuh 515,80 poin menjadi 17.604,12 dan Hang Seng turun 496,36 poin menjadi 19.651,51. Dengan turunnya regional telah diikuti IHSG yang ditutup turun 23,037 poin menjadi 1.740,971 dan indeks LQ45 melemah 5,066 poin atau 1,36 persen ke posisi 367,812. Volume perdagangan mencapai 3,362 miliar saham dengan nilai Rp3,986 triliun dari 47.103 kali transaksi. Menurut Harry, tidak adanya sentimen baru dari dalam negeri membuat para pelaku pasar mengikuti gerak bursa regional. "Kondisi makro kita masih tetap, namun belum ada sentimen baru yang mendorong indeks," jelasnya. Sementara dari laporan keuangan beberapa emiten yang sudah diumumkan, lanjutnya, belum mampu menggerakkan pasar. "Kalau dilihat dari emiten yang sudah mengeluarkan laporan keuangannya belum dilihat oleh pasar karena masih tertutup sentimen regional," tambahnya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Menteri Koordinasi Perekonomian Boediono bahwa anjloknya IHSG merupakan dampak global yang terjadi saat ini setelah hal yang serupa terjadi di Cina dan Hongkong. "Itu gerakan di seluruh dunia. Itu karena kemarin Cina anjlok cukup besar hingga 10 persen, demikian juga dengan Hongkong. Kalau Hongkong jelas karena ekornya Cina," kata Boediono di Gedung Departemen Keuangan. Pada perdagangan Rabu ini saham yang turun mendominasi pasar, dimana sebanyak 137 jenis dibanding yang naik 24 dan 43 tidak bergerak harganya. Anjloknya indeks ini dipimpin oleh saham Pertambangan Aneka Tambang (ANTM), Telkom (TLKM), Bank Mandiri (BMRI), Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Bumi Resources (BUMI). Saham ANTM melorot Rp150 ke posisi Rp9.100, TLKM melemah Rp200 menjadi Rp8.900, BMRI menurun Rp50 ke Rp2.325, PGAS negatif Rp250 menjadi Rp8.950 dan BUMI terjun Rp20 di harga Rp1.210.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007