Kupang (ANTARA News) - Gempa bumi berkekuatan 6,6 Skala Richter mengguncang Kabupaten Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Jumat(12/2) malam sekitar pukul 18.05 WITA.

Plt Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Klas 1 Kupang, Ikhsan kepada Antara, Sabtu mengatakan gempa di Sumba Barat tersebut berpotensi tsunami dan warga dimintai berhati-hati

Gempa berlokasi berada di 9.77 Lintang Selatan (LS) dan 119.34 Bujur Timur (BT), dan kemungkinan berpotensi tsunami, ujarnya.

Dari radar yang dibaca di Stasiun Geofisika Klas 1 Kupang terdata pusat gempa terjadi di 14 Kilometer Barat Daya, Sumba Barat.

Sementara itu, terkait kedalamannya ia menyatakan gempa berkekuatan 6,6 SR itu berada di kedalaman 10 Kilometer di atas permukaan laut.

Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran Persnya yang diterima Antara Kupang mengatakan sebelum terjadi gempa ganguan jaringan Telkomsel dan Fiber Optik di NTT membuat komunikasi tidak dapat berjalan dengan baik saat terjadi gempa pada Jumat (12/2) malam kemarin.

Laporan dari BPBD Sumba Barat, saat gempa listrik sempat padam, namun saat ini sudah nyala lagi dan tidak ada korban jiwa dalam gempa tersebut.

Sebelumnya pada Kamis (11/2) kemarin juga terjadi gempa sebanyak dua kali di Kabupaten Kabupaten tersebut dengan masing-masing kekuatan yang pertama 4,8 SR dan yang kedua berkekuatan 4,7 SR.

Lokasi terjadinya gempa juga berbeda-beda untuk gempa berkekuatan 4,8 SR terjadi pada pukul 08.05 Wita dan berlokasi di 10.16 LS-119.27 BT dengan pusat gempa di 64 km barat daya Sumba Barat.

Gempa tersebut terjadi pada kedalaman 10 km di atas permukaan laut.

Sementara Gempa kedua dengan kekuatan 4,7 SR tersebut terjadi pada pukul 17.23 Wita.

Gempa itu berlokasi di 11.15 Lintang Selatan (LS)-119.10 Bujur Timur (BT) dengan pusat gempa di 169 km barat daya Sumba Barat.

Gempa tersebut terjadi pada kedalaman 121 km di atas permukaan laut.

Lebih lanjut Ikhsan mengatakan Gempa yang terjadi akhir-akhir ini di NTT dikarenakan provinsi yang dikenal dengan provinsi berbasis kepulauan tersebut masuk dalam sistem tektonik Indonesia.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016