Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) menanam 290 ribu batang tumbuhan mangrove dalam dua tahun dari yang ditargetkan sebanyak 200 ribu batang sebagai langkah penghijauan di wilayah pesisir Indonesia.
"Jumlah bibit yang ditanam melebihi target dengan keberhasilan hidup tumbuhan rata-rata mencapai 80 persen. Dukungan dari kerja sama ini adalah dorongan dalam restorasi hutan mangrove Indonesia," kata Direktur Eksekutif Yayasan Kehati M.S. Sembiring melalui keterangan tertulis, Jumat.
Sembiring mengatakan program penghijauan bertajuk "Mangrove untuk Bumi Indonesia" ini mendapat bantuan dari Kementerian Keuangan melalui 20 agen penjual obligasi negara ritel ORI010 dengan menargetkan penanaman 200 ribu mangrove di 12 wilayah pesisir Indonesia.
Ratusan bibit mangrove ditanam di berbagai wilayah Indonesia, salah satunya di Bireun, Aceh, yakni dengan mengajak kelompok perempuan nelayan "Lhok Monkeulayu" untuk menjadi penggerak program penanaman mangrove.
Sementara itu di Brebes, kelompok Mangrovesari mengubah Desa Pandansari menjadi desa wisata mangrove sekaligus menjadi pusat pelatihan dan pendidikan tumbuhan mengrove.
Kemudian di Belitung, para remaja SMKN 1 Selat Nasik tertarik berkontribusi hingga akhirnya mampu mengelola bank bibit mangrove.
Sumbangsih ORI010 sekitar Rp1 miliar memperluas cakupan program KEHATI yang dimulai sejak 2008 dengan memperbaiki hutan mangrove di Indramayu, Brebes dan DKI Jakarta.
Hingga 2015, setidaknya ada 50 hektar kawasan mangrobe yang ditumbuhi lebih dari 1,5 juta tanaman sebagai bagian dari ekosistem mangrove.
Menurut Sembiring, hutan mangrobe yang tumbuh subur dapat menjadi benteng yang melindungi daratan dan laut sekaligus.
"Hutan mangrove menagan gempuran ombak, bahkan sanggup meredakan daya rusak tsunami, mencegah intrusi air laut ke darat sehingga persediaan air bersih di sumur masyarakat pesisir tidak terkontaminasi air laut," ujar Sembiring.
Selain itu, mangrove juga menjadi penyimpan karbon dengan kemampuan lima kali lebih besar daripada hutan dataran tinggi serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, sumber pakan dan habitat untuk biota laut.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016