Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin saat meninjau perluasan pabrik PT Asahimas Chemical di Cilegon, Banten, bersama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani.
"Jika industri hulu menambah produksi, mengekspor dan membangun pembangkit, itu bukti konkret bahwa aktivitas industri berputar karena pemakai produknya adalah para industri hilir yang sangat banyak," kata Saleh melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.
Penanaman investasi yang dilakukan pelaku usaha seperti Asahimas Chemical, imbuhnya, juga menunjukkan Indonesia semakin menarik bagi perusahaan global.
Perluasan pabrik senilai Rp12,4 triliun tersebut juga menggelar ekspor perdana Tahun 2016 sekaligus membangun pembangkit listrik 250 MW. Saleh mengakui, pemerintah mengapresiasi kontribusi Asahimas lantaran turut memproduksi produk substitusi impor, menambah lapangan kerja, transfer pengetahuan dan teknologi serta menghemat devisa.
"Komplek yang terintegrasi di Cilegon ini juga menunjukkan pelaku industri hulu kita memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Sehingga, proses peningkatan nilai tambah tetap berada di sini," ulasnya.
Asahimas membangun fasilitas produksi yang terpadu dari proses klor alkali hingga proses polivinil klorida. Kompleks ini memproduksi bahan-bahan kimia dasar yang sangat diperlukan oleh banyak industri hilir.
Saat ini perusahaan mengoperasikan fasilitas produksi yang terintegrasi dari Klor Alkali hingga PVC, yang merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.
Asahimas memiliki tiga jenis pabrik yang dibangun di lahan seluas 91 hektar.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016