Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan harus ada penelitian untuk mengevaluasi terjadinya sejumlah kecelakaan pesawat TNI.
"Hemat saya memang perlu ada satu penelitian kenapa ini (kecelakaan pesawat TNI) terjadi," kata Luhut di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat.
Penelitian tersebut, kata Luhut, untuk mengevaluasi terjadinya kecelakaan dilihat dari sisi teknis seperti alutsistanya sendiri dan sisi sumber daya manusianya atau pilot pesawat yang jatuh.
Purnawirawan jenderal TNI tersebut berpandangan bahwa sebaik-baik teknologi pesawat tempur pasti memiliki kelemahan.
"Punya Amerika F-15 (jenis pesawat) stealth dia juga crash juga," ujar Luhut yang merupakan mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tersebut.
Namun demikian Luhut mengatakan tetap mendiskusikan kejadian sejumlah kecelakaan pesawat bersama Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. "Saya, Menhan, juga sharing beberapa hal yang tidak bisa kami sampaikan ke publik," kata dia.
Sejumlah kecelakaan pesawat TNI terjadi dalam kurun 2015-2016 dan menelan korban dari militer maupun warga sipil.
Sejumlah pesawat milik TNI yang jatuh antara lain pesawat latih tempur Super Tucano 1308 yang jatuh di permukiman warga di Malang Rabu (10/2) lalu, Golden Eagle yang jatuh di Yogyakarta pada Desember 2015, Hercules C-130 jatuh di Medan pada Juni 2015, dan pesawat tempur F-16 jatuh di Halim Perdanakusuma Jakarta pada April 2015.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016