Ternate, Maluku Utara (ANTARA News) - Komisi II DPRD Kota Ternate, Maluku Utara menilai, sosialisasi Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Meret 2016 kepada masyarakat Kota Ternate masih minim. Dalam 100 tahun terakhir, sebetulnya GMT telah terjadi berkali-kali di Indonesia.


Semisal pada 1983 yang durasi waktunya paling panjang, lebih dari lima menit, sementara pada 9 Maret nanti cuma kurang dari dua menit.

"Padahal momentum langka tersebut yang tinggal menghitung hari, sehingga dengan sisa waktu yang tinggal tiga pekan ini, diharapkan agar Disbudpar Kota Ternate harus gencar melakukan sosialisasi momentum GMT itu," kata Ketua Komisi II DPRD, M Fahrial Abbas, di Ternate, Kamis.

Sementara itu, pengamat dari Fakultas Sasra dan Budaya Universitas Khairun Ternate, Dr Fahmi Alhadar, meminta agar semua pihak tidak cemas dalam menyambut GMT pada 9 Maret 2016 mendatang.

"Indonesia mengalami fenomena alam besar, saat itu, di beberapa wilayah dilewati GMT itu termasuk Ternate, Tidore, Sofifi, dan Maba, meskipun begitu, banyak kalangan yang khawatir akan ada pergeseran buadaya lokal masyarakat Malut, mengingat aka ada kunjungan 3000 wisatawan yang ada di berbagai titik," ujarnya.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016