Gorontalo (ANTARA News) - Prakirawan BMKG Gorontalo Hasan Effendi mengatakan, gempa tektonik yang berkekuatan 4,5 skala Richter (SR) di Gorontalo pada Selasa sore tidak berpotensi Tsunami.
Ia mengatakan gempa tersebut hanya dirasakan oleh warga di Kota Gorontalo, sedangkan sebagian warga di Gorontalo Utara mengaku tidak merasakan getaran gempa.
BMKG memprediksi gempa disebabkan oleh patahan yang aktif di wilayah Laut Sulawesi yang merupakan Zona subduksi (penujaman), sehingga melepaskan energi getaran gempa di sekitarnya.
Gempa tektonik berkekuatan 4,5 Skala Richter (SR) terjadi di Provinsi Gorontalo sekitar pukul 16.30 Wita.
Kepala BMKG Gorontalo Indar Adi Waluyo mengatakan pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 39 kilometer, yakni 123,79 derajat Bujur Timur dan 1,16 derajat Lintang Selatan.
Menurutnya pusat gempa berjarak 79 km Timur dari Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, 80 km Timur Laut Tilongkabila, 102 km Timur Laut Gorontalo, 103 km Timur Kwandangdan 219 km Timur dari Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato.
Berdasarkan catatan BMKG, selama 2016 terdapat sekitar 185 gempa di Semenanjung Minahasa, namun gempa tersebut tidak terasa.
"Gempa bumi yang terasa oleh warga baru dua kali dalam tahun 2016, yakni gempa tanggal 7 Januari dan hari ini," tambahnya.
Sebelumnya pada November 2008 terjadi gempa berkekuatan 7,7 SR di Gorontalo, menyebabkan seorang warga tewas.
Pewarta: Debby Hariyanti Mano
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016