... masyarakat juga diminta melaporkan ke polisi jika mengendus ada peredaran uang palsu...

Palembang (ANTARA News) - Penemuan uang palsu di Sumatera Selatan meningkat berdasarkan data Bank Indonesia pada 2015 yakni 2.048 lembar dari 1.450 lembar pada 2014.

Kepala Bank Indonesia Wilayah VII Sumatera Selatan, Hamid Ponco, di Palembang, Selasa, mengatakan, peningkatan ini bukan mencerminkan semakin banyak uang palsu yang beredar tapi disebabkan semakin bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang uang palsu.

"Saat ini masyarakat semakin paham dan mengerti ciri-ciri keaslian rupiah sehingga pada tahun ini banyak temuan," kata Ponco.

Ia mengemukakan dari uang palsu yang ditemukan itu, hampir 80 persen didominasi pecahan Rp100.000 dan Rp50.000.

Sementara untuk daerah sebarannya, Ponco mengatakan, hampir merata di 17 kabupaten/kota, namun khusus di dua kabupaten, yakni Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Ogan Ilir yang relatif lebih banyak dibandingkan yang lain.

Untuk menekan peredaran uang palsu ini, BI telah bekerja sama dengan polisi.

Selain itu, BI juga aktif mengedukasi masyarakat dengan mendatangi sekolah-sekolah, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi untuk mengenalkan cara cepat dan efektif mengenali uang palsu, melalui metode 3D (dilihat, diraba, dan diterawang).

"Bagi masyarakat juga diminta melaporkan ke polisi jika mengendus ada peredaran uang palsu," kata dia.

Sementara itu, Deputi Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah VII, Juli Winantya, menambahkan, saat ini BI juga mengoptimalkan Gerakan Nasional Non Tunai yang menjadi salah satu upaya menekan peredaran uang palsu.

"Saatnya mengurangi penggunaan uang dan beralih pada uang elektronik (kartu). Jika masyarakat banyak yang menggunakannya maka secara tidak langsung akan mengurangi penggunaan uang kartal, dan akhirnya peredaran uang palsu dapat ditekan," kata Juli.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016