Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu pagi, merosot menembus level Rp9.100 per dolar AS menjadi Rp9.185/9.190 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya pada Rp9.070/9.092 atau melemah 115 poin.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Rabu, mengatakan rupiah merosot tajam mendekati level Rp9.200 per dolar AS menyusul melemahnya bursa dunia dan menguatnya dolar AS terhadap yen.
Menguatnya dolar AS itu, setelah keluar data indikator ekonomi Jepang seperti produk industri Jepang selama Januari yang turun 1,5 persen dibanding bulan sebelumnya dan juga industri manufaktur Jepang turun 0,8 persen dari perkiraan sebelumnya 0,2 persen, katanya.
Rupiah, lanjutnya, diperkirakan akan bisa mencapai di atas level Rp9.200 per dolar AS, apabila Bank Indonesia (BI) tidak segera masuk pasar mengawal rupiah, melihat tekanan negatif pasar global semakin kuat.
"Kami optimis BI akan segera mengantisipasinya untuk menahan pergerakan rupiah yang cenderung melemah," katanya.
Dolar AS terhadap yen menguat menjadi 118,40 dari sebelumnya 117,95, euro menjadi 156,65 dari 156,20.
Kostaman menjelaskan merosotnya rupiah hari ini merupakan penurunan yang paling besar sepanjang bulan ini.
Namun koreksi harga terhadap rupiah dinilai wajar, karena hampir semua mata uang utama Asia merosot terhadap dolar AS, katanya.
Mengenai melemahnya yen, menurut dia tidak akan menimbulkan krisis ekonomi Jepang, bahkan ekonomi negara Sakura itu tetap solid yang menunjukkan fundamental ekonomi Jepang tetap bagus.
Koreksi yen terhadap dolar AS terjadi, karena hampir semua pendapatan korporate Jepang tergerus, ucapnya.
Ia mengatakan, aktifitas perdagangan di pasar domestik cukup ramai yang didominasi aksi beli dolar AS oleh pelaku lokal, menyusul aktifnya pelaku asing membeli dolar AS di pasar global.
Namun kenaikan dolar AS yang cukup tajam diharapkan akan mendorong BI untuk masuk pasar, karena apabila rupiah sudah di atas level Rp9.200 per dolar AS, maka kemerosotan nilai tukar uang lokal itu akan terus terjadi, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007