IHSG BEI ditutup menguat 26,17 poin atau 0,89 persen menjadi 4.773,76. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 6,20 poin (0,73 persen) menjadi 837,74.
"Meski sentimen dari dalam negeri cukup positif mengenai pertumbuhan ekonomi yang cenderung membaik, namun tren harga minyak mentah dunia yang masih rendah menahan laju indeks BEI," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, saat ini harga minyak sebagai sentimen yang berpengaruh besar bagi pergerakan indeks saham utama dunia, termasuk IHSG BEI.
Harga minyak yang berfluktuasi di leve rendah seiring dengan ketidakpastian pertemuan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non OPEC untuk membahas pengurangan produksi minyak.
"Selama pertemuan OPEC dan non OPEC belum ada kepastian, diperkirakan peluang tekanan harga minyak bisa kembali terjadi. Kekhawatiran kelebihan pasokan akan mendiskon harga," katanya.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa (9/2) pagi ini, berada di level 30,22 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 33,31 dolar AS per barel.
Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan bahwa tren kenaikan IHSG BEI pada pekan lalu telah membuat harga saham di dalam negeri mendekati area jenuh beli (overbought) sehingga cukup rawan dengan aksi ambil untung.
Kendati demikian, lanjut dia, secara teknikal, potensi indeks BEI untuk melanjutkan kenaikan masih cukup terbuka meski cenderung terbatas.
Ia mengharapkan bahwa sentimen positif dari dalam negeri mengenai pertumbuhan ekonomi domestik yang mulai masuk dalam tren perbaikan dapat menopang laju indeks BEI.
Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei turun 731,69 poin (4,33 persen) ke level 16.267,72, indeks NZ50 (New Zealand) turun 85,10 poin (1,38 persen) menjadi 6.068,70, dan All Ordinaries Australia melemah 107,00 poin (2,13 persen) ke posisi 4.915,10.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016