"Salah satu orang tua pendaki menelpon saya dan memberitahukan bahwa anaknya bersama teman-temannya terjebak di Gunung Raung karena ada badai," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo, di Jember.
Berdasarkan keterangan orang tua pendaki, lanjutnya, sejumlah pelajar sekolah menengah atas (SMA) Jember mendaki ke puncak Gunung Raung dan tiba-tiba ada badai menerjang saat turun, sehingga mereka tersesat di sana.
"Para pendaki itu belum bisa turun dan suhu udara di sana sangat dingin, sehingga kekhawatiran orang tuanya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kram perut dan sebagainya," tuturnya.
Menurutnya, pihak BPBD Jember langsung berkoordinasi dengan tim Badan SAR Nasional (Basarnas) setelah mendapatkan laporan tersebut.
"Beberapa nama pendaki yang dikabarkan terjebak itu yakni Wahyu, Alvian, Nico, Sulton, Yudha, Fandi, dan satunya pelajar perempuan. Itu nama-nama yang masuk ke BPBD Jember," paparnya.
Sementara informasi yang dihimpun, sejumlah pendaki yang terjebak tersebut sedang dievakuasi turun ke kaki Gunung Raung, namun beberapa pendaki masih berada di atas karena cuaca buruk.
Gunung Raung yang berada di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi itu statusnya masih waspada atau level II sejak 24 Agustus 2015, sehingga batas maksimal pendakian hanya sampai 2 kilometer dari puncak.
"Status Gunung Raung waspada, sehingga pendaki seharusnya tidak boleh naik ke puncak karena berbahaya," katanya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016