Washington (ANTARA News) - Korea Utara secara teknis mampu membuat rudal jarak-jauh yang dapat menghantam AS, kendati mengalami kegagalan dalam ujicoba tahun lalu, kata seorang pejabat senior intelijen militer AS, Selasa. Letnan Jenderal Michael Maples, Direktur Dinas Intelijen Pertahanan, mengatakan Korut barangkali telah belajar dari kegagalan rudal Taepodong-2-nya selama ujicoba pada Juli, dan membuat perubahan pada rudal lain miliknya. "Saya percaya mereka memiliki kemampuan teknis, sebagaimana kita saksikan pada Taepodong, tapi mereka belum berhasil menguji-cobanya," katanya kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat, sebagaimana dikutip AFP. Ketika ditanya berapa lama sampai Korut memiliki rudal yang mampu menjangkau Amerika Serikat, ia berkata, "Saya barangkali akan memperkirakan waktunya bukan bilangan tahun." Maples mengeluarkan pernyataan tersebut dalam dengar-pendapat mengenai ancaman global yang menyebut nama negara Korut dan Iran sebagai dua negara yang menarik perhatian terbesar. Dalam kasus Korut, dijelaskan kekhawatiran yang tersebar dan meningkat setelah ujicoba rudal pada Juli dan ujicoba rudal lain oleh Korut pada Oktober. Korut pada 13 Februari menyetujui langkah ke arah perlucutan kemampuan program nuklirnya sebagai imbalan bagi pasokan AS berupa bahan bakar atau bantuan ekonomi lain. Michael McConnell, Diraktur Intelijen Nasional, mengatakan dinas intelijen AS tak dapat memantau kepatuhan Korut pada persetujuan itu "pada tingkat yang kami ingini". "Kami dapat mengabsahkan banyak keadaan dari pengamatan luar, tapi bukan pada tingkat yang anda minta dalam masalah perincian," katanya. "Ada pertanyaan yang mengambang, tapi sejauh ini petunjuknya menuju arah positif," kata McConnell. Korut memiliki reaktor nuklir di Yongbyon, tetapi dinas intelijen AS juga percaya instalasi tersebut juga secara diam-diam mengadakan program pengayaan uranium secara terpisah, yang juga akan dicakup oleh kesepakatan itu. Pejabat lain intelijen, Joseph Detrani, mengatakan dinas intelijen AS memiliki keyakinan besar pada 2002 bahwa Korut memperoleh peralatan bagi program pengayaan uranium. Dinas intelijen AS masih percaya program tersebut tetap ada, tapi keyakinannya dalam masalah itu sekarang berada "pada tingkat sedang". (*)
Copyright © ANTARA 2007