Padang (ANTARA News) - Istana Pagaruyung, sebuah objek wisata peninggalan bersejarah yang terletak di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa malam ludes terbakar, namun sejauh ini belum ada laporan adanya korban jiwa. ANTARA News Biro Padang melaporkan api begitu sulit dipadamkan, sehingga bangunan berarsitek Rumah Gadang Minangkabau yang dinding dan lantainya terbuat dari papan, dan atap dari ijuk itu kini tinggal kenangan. "Sudah delapan unit mobil pemadam kebakaran termasuk didatangkan dari Padang Panjang dan Bukittinggi, namun api belum dapat dipadamkankan," kata Bupati Tanah Datar, Sadig Pasadigu, ketika dihubungi melalui telepon selulernya. "Bagian atas atap (puncak bagonjong---red), disambar petir dan menimbulkan percikan api yang menyambar bagian atap yang terbuat dari ijuk itu," kata Bupati Sadig Pasadigu. Sebagian benda peninggalan dapat diselamatkan, dan sisanya sulit diangkut keluar, karena api begitu cepat menjalar ke bagian bangunan lainnya. Istana Pagaruyung dari Kota Batusangkar berjarak lima kilometer, dan dari Kota Padang, ibukota Provinsi Sumbar, sekitar 110 km. Istana itu berada pada ketinggian 460 meter dari permukaan laut (DPL). Istana Pagaruyung adalah salah satu pencerminan tingginya budaya masyarakat Minangkabau, dan pusat Kerajaan Minangkabau tempo "doeloe". Bangunan Istana Pagaruyung selama ini juga menjadi tempat pengumpulan benda-benda peninggalan sejarah budaya Minangkabau, sekaligus merupakan lambang kemajuan seni ukir Minangkabau. Seni ukir itu terlihat pada bagian dinding dan tiang utama bangunannya. Budayawan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Mestika Zed mengatakan, kebakaran Istana Pagaruyung tersebut merupakan suatu musibah dan kehilangan besar bagi seluruh masyarakat Sumbar. Selama ini istana tersebut merupakan simbol kejayaan Minangkabau masa lalu, dan di dalamnya tersimpan sejumlah koleksi benda bersejarah milik raja-raja Pagaruyung pada zamannya, seperti keris, pedang, gong dan aneka pakaian kebesaran raja. Mestika mengingatkan, harus ada inisiatif dari seluruh anggota masyarakat, para ilmuwan dan pemerintah setempat untuk membangun kembali Istana Pagaruyung sesuai dengan wujud aslinya. Menurut catatan Mestika, Istana Pagaruyung sebelumnya juga pernah terbakar, dan pihak donatur yang terdiri dari keluarga kerajaan membangunnya kembali dan kemudian dibuka untuk umum.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007