Kota Vatikan (ANTARA News) - Seorang pria yang mengaku pernah dilecehkan secara seksual oleh seorang pastur pada Minggu (7/2) mengirim dua surat yang ditujukan kepada Paus Fransiskus dari warga Katholik Chile yang meminta Paus mencopot seorang uskup asal Chile yang dituduh melindungi seorang paedofil.
Juan Carlos Cruz menyampaikan surat tersebut kepada Peter Saunders, seorang tokoh terkemuka asal Inggris yang merupakan anggota komisi penasihat kepausan pada kasus pelecehan seksual oleh rohaniwan.
Surat-surat itu ditinggalkan untuk Kardinal Boston Sean O'Malley, presiden komisi tersebut, di ruang tamu Roma tempat rapat komisi. O'Malley diminta memberikan surat-surat tersebut kepada Paus, kata Saunders dan Cruz.
Surat-surat tersebut menyangkut Juan Barros, yang tahun lalu dilantik menjadi uskup di Osorno. Penunjukan itu menimbulkan kemarahan banyak umat Paroki, anggota legislatif nasional, dan korban pelecehan yang menganggap Barros melindungi pastur yang dituduh sebagai predator seksual yang paling jahat di Chile.
Pastur yang bersangkutan membantah bahwa dia melecehkan Cruz dan uskup membantah telah melakukan pelanggaran.
"Kehancuran yang diakibatkan oleh keputusan Anda, Paus Fransiskus, tidak bisa lagi ditahan diam dan kealpaan," kata salah satu surat yang ditandatangani oleh 30 orang perwakilan Paroki di Osorno.
"Kami telah mengetuk setiap pintu ... dan tidak menerima apa pun, kecuali ejekan," ujarnya.
Cruz (51) mengirimkan satu salinan surat berbahasa Spanyol bersamaan dengan satu pernyataan berbahasa Inggris kepada para wartawan. Satunya lagi surat pribadi kepada Paus dari keuskupan di Osorno, kata Cruz.
Para kritikus di Chile mengatakan bahwa Barros telah mengetahui dan membantu menutupi pelecehan yang dilakukan oleh Pastur Fernando Karadima (85).
Pada 2011, Vatikan menghukum Karadima untuk "hidup dalam doa dan sesal" karena melakukan pelecehan seksual terhadap anak tahun 1950-an. Seorang hakim kemudian memutuskan tuduhan itu valid meski Karadima tidak diadili karena undang-undang pembatasan.
Cruz mengatakan dia dilecehkan secara seksual oleh Karadima ketika dia masih berusia 16 tahun. Karadima membantah tuduhan itu. Barros membantah mengetahui ada pelecehan.
Surat-surat yang dia bawa meminta Paus untuk "mempertimbangkan konsekuensi" perpecahan akibat pengangkatan Barros dalam komunitas Katholik.
Dalam sebuah pernyataan yang mengiringi surat tersebut, Cruz berujar, "Kami tidak pernah menyerah ketika menyangkut perlindungan anak dan ini bukan pesan yang dikirik oleh Paus Fransiskus yang mengangkat Uskup Barros di Osorno. Uskup ini menyaksikan pelecehan terhadap saya dan banyak anak laki-laki lainnya selama periode 35 tahun."
Tahun lalu, seorang juru bicara Vatikan mengatakan bahwa Tahta Suci "berhati-hati dalam memeriksa calon uskup dan tidak menemukan alasan yang objektif untuk menghalangi pengangkatannya".
Kasus kontroversial di Osorno telah menimbulkan dampak nasional.
Dalam satu insiden di Vatikan tahun lalu yang disiarkan oleh stasiun televisi Chile, Paus Fransiskus kepada kelompok masyarakat Chile mengatakan bahwa tuduhan tersebut telah dipersiapkan oleh "orang-orang kiri".
November lalu, Mahkamah Agung Chile secara resmi meminta Vatikan menyerahkan semua catatan yang digunakan paus untuk membela Barros, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters. (UU.M038)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016