"Latar belakang saya wartawan. Waktu itu, namanya masih Tribun Gorontalo kemudian jadi Radar Gorontalo. Sebelumnya saya di Gorontalo Post," kata Elnino Husein Mohi dalam perbincangan dengan ANTARA News belum lama ini.
Elnino mengemukakan setelah lulus S2 di Jakarta pada 2007 dia pulang ke Gorontalo.
"Lalu bertemu lagi dengan kawan-kawan. Terus ada ide, orang muda maju dong (ke Pemilu)," kata kelahiran Gorontalo 1974 tersebut.
Dia mengemukakan, niatnya ikut pemilihan DPD 2009-2014 ketika itu adalah memberikan contoh cara seharusnya orang bersikap jika kalah dalam pemilu.
"Yang kami buat waktu itu, pidato pengakuan kekalahan. Jadi niatnya bukan untuk menang," katanya.
Dia mengemukakan, selama 11 bulan berkeliling desa memperkenalkan diri sambil mendiskusikan kajian nilai-nilai luhur Gorontala.
Elnino mengundang 12 sampai 20 orang setiap kali pertemuan.
''Saya biasanya bicara dari jam delapan malam. Saya belajar sejarah, kami jelaskan bagaimana politik di Gorontalo dalam sejarah. Selalu ada masa keemasan, ketika politik berjalan dengan ideal. Nah itu yang saya ceritakan pada masyarakat," katanya.
Husein mengatakan saat itu dana kampanyenya hanya Rp 2,5 juta tapi dia meraih 50 ribu suara dan menjadi anggota DPD.
Lalu, bagaimana akhirnya bisa terpilih sebagai anggota DPR/MPR dalam Pemilu Legislatif 2014?
"2012 akhir saya masuk tim sukses Prabowo-Hatta. Saya sudah dekat dengan teman-teman di Gerindra. Salah satu tokoh Gorontalo di partai bilang, 'kamu jadi caleg saja'. Tetapi saya menolak, karena saya bilang mau jadi tim sukses Prabowo. Saya ini mau jadi dubes, enggak mau jadi anggota DPR," kata Elnino.
Tapi, sehari menjelang penutupan pencalonan, dari Gerindra belum ada yang mendaftar menjadi calon di DPR daerah pemilihan setempat. Akhirnya Elnino mendaftar.
Ketika musim kampanye, Elnino mengaku "membuat baliho saja tidak. Stiker saja kecil, yang ditempel di telepon genggam. Tanpa foto saya. Di situ tertulis " nilai luhur lebih dahsyat dari uang. Elnino, Gerindra 6 No 1". (6 nomor partai, 1 nomor urut). Karena di surat suara DPR enggak ada fotonya. 6.1 satu saja yang dihapal."
Dia pun mendapatkan kursi ke DPR RI dalam pemilihan legislatif 2014. Apa resepnya agar dipercaya rakyat?
"Jadilah berbeda. Tetapi jangan hanya di mulut tetapi buktikan," katanya.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016