Beberapa kuil menampilkan ritual persembahan kepada para dewa seperti yang biasa dilakukan pada masa Dinasti Qing, dengan perlengkapan upacara dan pakaian tradisional aneka model dan warna.
Ritual persembahan di kuil-kuil menjadi salah satu tontonan wisatawan domestik dan mancanegara yang datang ke Beijing selama festival musim semi.
Lisa Huang (25) yang berasal Harbin termasuk di antara mereka yang datang ke Beijing untuk menyaksikan festival musim semi.
"Sekalian mengetahui tradisi di sini saat Dinasti Qing berkuasa. Sangat menarik," katanya.
Selain ritual persembahan, kuil juga biasa menampilkan aneka hiburan rakyat, makanan tradisional serta beragam kerajinan tangan khas Tiongkok, termasuk di antaranya aneka boneka monyet lambang tahun monyet pada Imlek 2567.
Beberapa kuil bahkan menampilkan tarian naga dan singa yang di Indonesia disebut Barongsai.
Festival musim semi di kuil-kuil di Beijing awalnya dilaksanakan semasa Dinasti Liao (907-1125).
Pada 2016 festival musim semi antara lain digelar di Kuil Changdian, Ditan, Dongyue, Baiyun, Hongluo, dan Old Summer Palace. Kuil Longtan juga menggelar festival olahraga ringan seperti lari mengelilingi kuil.
Festival musim semi di kuil-kuil tersebut rata-rata dimulai sejak pagi sekitar pukul 06.00 hingga petang sekitar pukul 18.00 waktu setempat, tergantung pengelola kuil, dengan tiket masuk sekitar 10 Yuan (Rp20 ribu).
Petasan dan Kembang Api
Meski tak sesemarak tahun-tahun sebelumnya karena pemerintah setempat menerapkan berbagai pembatasan demi mengurangi keparahan polusi udara, suara kembang api dan petasan masih terdengar bersahutan di sejumlah sudut kota Beijing sejak Minggu malam (7/2).
Menyalakan petasan dan kembang api hingga menimbulkan bising diyakini bisa menakut-nakuti roh jahat dan menarik dewa kekayaan ke depan pintu rumah orang yang menyalakannya.
Pada Minggu malam, warga Beijing berkumpul bersama keluarga, kerabat dan teman sambil menyantap makanan khas Malam Tahun Baru Tiongkok.
Orang Tiongkok Utara makan aneka kue dim sum , yang melambangkan kekayaan karena bentuknya menyerupai emas dan keping perak Tiongkok kuno.
Ikan termasuk makanan yang populer karena kata "ikan" memiliki pengucapan yang sama dengan kata untuk "kelimpahan" dalam bahasa Tiongkok.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016