... setelah air dikuras, biasanya telur nyamuk masih tersisa menempel di dinding tempat penampungan air makanya itu harus dibersihkan...
Pontianak (ANTARA News) - Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia Kalimantan Barat, Nursyam Ibrahim, mengimbau seluruh tenaga kesehatan di sana mewaspadai peningkatan kasus DBD di darah, dengan menerapkan gerakan 3M+1M.


Selama ini slogan pemerintah yang terkenal untuk mencegah penyebarluasan nyamuk Aedes aegyptii sebagai vektor utama DBD adalah 3M, yairtu menutup, menguras, dan menimbun.

Menurut dia, pada 2015 lalu, merupakan siklus lima tahunan kasus DBD. Meski sudah melewati siklus tersebut, bukan berarti masyarakat bisa santai-santai, karena efek rentetan dari kasus DBD masih bisa terjadi pada 2016 ini.

"Setelah menguras penampungan air, biasanya kita kurang memperhatikan kegiatan membersihkannya. Perlu diketahui, setelah air dikuras, biasanya telur nyamuk masih tersisa menempel di dinding tempat penampungan air makanya itu harus dibersihkan," tuturnya, di Pontianak, Minggu.

Terkait hal itu, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat, untuk melakukan antisipasi dengan menerapkan Pembersihan Sarang Nyamuk dan gerakan 3M+1 M.


1M yang terakhir adalah membersihkan, terkhusus wadah-wadah penampungan air karena telur-telur nyamuk masih mampu hidup walau airnya telah dikuras. Caranya bisa dengan disikat dan lain-lain.


Yang terkini adalah fenomena penyebaran virus Zika yang ditularkan dari tusukan nyamuk genera Aedes. Virus Zika ini dinamai demikian dari hutan Zika, di luar kota Entebbe, Somalia, di mana terdapat pusat penelitian nyamuk di Afrika.

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016