Moskow (ANTARA News) - Rusia, Selasa, berjanji akan membantu mencabut embargo ekonomi terhadap pemerintah Palestina ketika Menlu Sergei Lavrov melakukan perundingan dengan direktur politik Hamas Khaled Meshaal. "Kami akan berusaha keras untuk mendapat dukungan internasional bagi proses perdamaian dan itu tidak bisa dibatalkan, termasuk membantu mengakhiri blokade" terhadap pemerintah Palestina, kata Lavrov pada awal perundingan dengan Meshaal. Kelompok Empat Palestina yang terdiri atas Rusia, AS, PBB dan Uni Eropa memberlakukan sanksi-sanksi setelah Hamas menguasai pemerintah Palestina dalam pemilu Januari tahun lalu dan menolak mengakui Israel atau menghentikan aksi kekerasan. Satu-satunya dari anggota Kelompok itu , Rusia mengecam sanksi-sanksi itu dan tetap mempertahankan kontak-kontak diplomatik dengan Hamas, yang menjadi tuan rumah dua kunjungan resmi sejak pemilu Januari tahun lalu yang disebut Meshaal "langkah berani." "Dari awal sekali kami ingin menjadikan Moskow tempat pertama yang akan kami kunjungi setelah perundingan-perundingan di Mekkah untuk berkonsultasi dengan anda," kata Meshaal, mengacu pada perjanjian pembagian kekuasaan bulan ini antara Hamas dan partai Fatah saingannya. Para anggota Kelompok Empat tidak mencapai kata sepakat mengenai bagaimana menanggapi perjanjian itu, di mana Hamas dan Fatah yang berhaluan lebih moderat berjanji akan membentuk satu pemerintah persatuan tapi tidak memenuhi syarat-syarat Kelompok Empat bagi pencabutan blokade ekonomi itu. Dalam perjanjian pembagian kekuasaan mereka, Hamas dan Fatah sepakat untuk "Menghormati" perjanjian-perjanjian Palestina-Israel terdahulu. Lavrov menyebut perjanjian Mekkah itu satu "langkah positif" dan mengatakan: "Kepemimpinan Rusia sejak dari awal sekali mendukung gagasan pembentukan pemerintah seperti ini." Israel dan AS menolak mencabut embargo itu kecuali pemerintah baru nanti mengakui Israel, menghentikan aksi kekerasan dan mengakui perjanjian-perjanjian yang telah ditandatangani di masa lalu. Meshaal juga berterima kasih kepada Presiden Vladimir Putih atas pidatonya baru-baru ini yang dianggap sebagai bagian dari usaha Rusia meningkatkan pengaruh Rusia di Timur Tengah di mana pemimpin Rusia itu mengecam Washington karena menjalankan kebijakan luar negeri berpihak. "Kami sangat menghargai dukungan Federasi Rusia dan pernyataan Presiden Putin baru-baru ini di Munich," katanya mengacu pada pidato 10 Februari yang kontroversial, seperti dilaporkan AFP.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007