Beijing (ANTARA News) - Peretas (hackers) di Tiongkok mencoba untuk mengakses 20 juta akun aktif di website e-commerce Taobao milik Alibaba Group Holding Ltd dengan menggunakan layanan komputasi awan milik Alibaba.
Analis kepada Reuters mengatakan, laporan dari The Paper itu telah memicu saham Alibaba yang terdaftar di bursa AS jatuh sekitar 3,7 persen pada akhir perdagangan Rabu kemarin.
Seorang juru bicara Alibaba pada Kamis (Jumat WIB) mengatakan perusahaan mendeteksi serangan itu pada kesempatan pertama, kemudian mengingatkan pengguna untuk mengganti password, dan membantu investigasi oleh polisi.
Perusahaan-perusahaan Tiongkok menghadapi peningkatan tajam dalam jumlah serangan siber.
Dalam kasus terbaru, hacker mendapatkan database 99 juta username dan password dari sejumlah situs, menurut sebuah laporan terpisah pada situs yang dikelola oleh Departemen Keamanan Publik.
Para hacker kemudian menggunakan platform komputasi awan Alibaba untuk memasukkan rincian ke Taobao. Dari 99 juta usernames, mereka menemukan 20,59 juta yang juga digunakan sebagai akun Taobao, kata situs kementerian.
Para hacker mulai memasukkan rincian ke Taobao pada pertengahan Oktober dan ditemukan pada bulan November, dimana saat itu Alibaba segera melaporkan kasus ini ke polisi, kata situs kementerian.
Para hacker menggunakan akun untuk pemesanan (order) palsu di Taobao, sebuah praktik yang dikenal sebagai "menyikat" di Tiongkok dan digunakan untuk menaikkan peringkat penjual, kata surat kabar itu. Para hacker juga menjual akun untuk digunakan dalam penipuan, katanya.
Juru bicara Alibaba mengatakan para hacker menyewa layanan komputasi awan, tapi menolak berkomentar mengenai langkah-langkah keamanan untuk menghentikan peretasan menggunakan cloud Alibaba.
Dia mengatakan, para hacker bisa menggunakan layanan tersebut, dan bahwa serangan itu tidak menemukan celah pada platform Alibaba.
"Sistem Alibaba tidak pernah dilanggar," kata juru bicara itu.
Pewarta: Suryanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016